Sining di Dalam Tari Guel pada Masyarakat Gayo di Desa Kemili Aceh Tengah: Kajian Tekstual
View/ Open
Date
2016Author
Jannah, Raudhatul
Advisor(s)
Fadlin
Naiborhu, Torang
Metadata
Show full item recordAbstract
Skripsi ini berjudul “Sining Di Dalam Tari Guel pada Masyarakat Gayo di Desa Kemili Aceh Tengah: Kajian Tekstual”. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tari sining sebelum tari guel, sehingga menjadi tanda tanya besar mengenai bagaimana sining dalam tari guel yang muncul setelah itu. selain itu ada dua hal pokok yang harus ada di dalam kata sining yaitu gerak dan lagu. Terkait dengan lagu yang ada dalam sining atau yang disebut dengan jangin mempunyai sifat resitatif, sehingga mengkaji makna teks adalah satu hal yang paling penting disini sebagai upaya yang dilakukan penulis untuk mengetahui, kenapa kebudayaan sining dilakukan dan apa hal yang ingin disampaikan dan dicapai dengan sining tersebut. Penelitian ini tentu bertujuan untuk mendeskripsikan apa itu sining dalam tari guel dan mendeskripsikan bagaimana makna tekstual sining dalam tari guel pada masyarakat Gayo di Desa Kemili Aceh Tengah. Untuk memecahkan permasalahan diatas penulis memakai teori semiotika yaitu trikotomi Pierce yang meliputi (1) indeks, symbol, dan ikon (2) Qualisign, sinsign dan legisign (3) Rheme, dicent sign dan argument. Adapun metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penulis juga memakai dua cara kerja, yaitu: kerja lapangan dan kerja laboratorium dan segala aspek yang menyangkut keduanya.
Hasil dari penelitian, sining adalah bergerak dan berlagu yang kedudukannya sebagai pembuka pertama tari guel, gerakan-gerakan yang dilakukan berasal dari alam, dan lagu yang dinyanyikan di dalamnya disebut dengan jangin, Adapun teks jangin berisikan panggilan terhadap Gajah Putih dan disampaikan untuk mengingat kembali pada kejadian terdahulu, mengenai kisah kejahatan pemimpin yang terungkap serta adat “tabi” dalam suku Gayo yaitu masalah adat penghormatan sebelum melakukan segala hal apapun masyarakat percaya hal tersebut dilakukan agar terhindar dari mara bahaya sebagai bentuk izin kepada sesuatu yang dipandang lebih tinggi derajatnya baik itu tuhan, alam, raja, orang yang lebih tua dan makhluk-makhluk yang tak terlihat.
Collections
- Undergraduate Theses [294]