Perencanaan Desain Tapak Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Leuser (Studi Kasus di BPTN Wilayah III Stabat)
View/ Open
Date
2015Author
Zulfan
Advisor(s)
Widhiastuti, Retno
Harahap, R. Hamdani
Metadata
Show full item recordAbstract
Taman Nasional Gunung Leuser memiliki banyak objek dan daya tarik wisata alam yang sangat menarik untuk dikembangkan sebagai pariwisata alam. Pengembangan pariwisata alam di taman nasional sesuai pedoman yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam nomor : P.3/IV-SET/2011 ditetapkan di zona pemanfaatan. Desain tapak diperlukan dalam tahapan perencanaan pariwisata alam untuk menentukan zona pemanfaatan taman nasional akan diperuntukkan untuk ruang publik atau ruang usaha. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Hasil penelitian diperoleh bahwa untuk zona pemanfaatan Tangkahan memiliki 29 objek dan daya tarik wisata alam, zona pemanfaatan Bukit Lawang 19 objek dan daya tarik wisata alam, zona pemanfaatan Simolap Marike 6 (enam) objek dan daya tarik wisata alam dan zona pemanfaatan Damar Hitam 4 (empat) objek dan daya tarik wisata alam. Hasil inventarisasi objek dan daya tarik wisata alam kemudian dibuat dalam bentuk peta persebaran objek dan daya tarik wisata alam sehingga bisa dibuat peta analisis tapak. Peta analisis tapak kemudian dilakukan sintesis dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kelerengan, tutupan lahan, keanekaragaman flora dan fauna dan faktor sosekbud. Rekomendasi desain tapak untuk Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah V Bahorok adalah untuk ruang publik seluas 1.086 ha, begitu juga untuk SPTN Wilayah VI Besitang desain tapak juga sebagai ruang publik seluas 4.273, 62 ha. Desain tapak alternatif untuk SPTN Wilayah V Bahorok adalah ruang publik seluas 977,67 ha dan ruang usaha 108,72 ha, sedangkan desain tapak alternatif untuk SPTN Wilayah VI Besitang 299, 75 ha untuk ruang usaha dan 3.973, 87 ha untuk ruang publik. The Mount Leuser National Park has many interesting ecotourism objects and attractions which is developed as ecotourism. Development of ecotourism in the national park as a Guidance issued by the Director General of Forest Protection and Nature Conservation Numbers: P.3/IV-SET/2011 was set in the utilization zone. Site design is needed in the planning stage to determine utilization zone National park will be reserved for public or business spaces. This research used a survey method. The result of this research showed that utilization zone of Tangkahan has 29 objects and ecotourism attraction, utilization zone of Bukit Lawang has 19 objects and ecotourism attraction, utilization zone Simolap-Marike has 6 objects and ecotourism attraction, and for utilization zone of Damar Hitam has 4 objects and ecotourism attraction. Furthermore, the results of the inventory objects and the ecotourism attraction created in mapping objects so they can be created in the map of site analysis. It is designed synthetically by considering various factors such as slopes, land cover, diversity of flora and fauna, and social, economic, and cultural factors. It is recommended that the site design of National Park Management Section (SPTN) in Region V of Bahorok should be for public space in the area 1,086 hectares and region VI of Besitang in the area of 4273.62 hectares. The alternative site design for public space in region V of Bahorok is 977.67 hectares and business space is 108,72 hectares, but for business space in region VI of Besitang is 299,75 hectares and public spaces is 3973,87 hectares.