dc.description.abstract | Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa setelah melahirkan 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan masa nifas, dan penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya seperti masa haid. Darah nifas mengandung trombosit, sel-sel degeneratif, sel-sel nekrosis atau sel mati, dan sel-sel endometrium yang sisa. Mungkin ada ibu yang merasa heran ketika darah nifasnya cepat berhenti, sementara ada pula yang waswas dan khawatir karena darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari (Hutahaean, 2009).
Salah satu adaptasi fisiologi yang dialami saat nifas adalah pengeluaran ASI. Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan mempertahankan skresi air ibu (Ambarwati, 2009).
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibu, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas/hari (Ambarwati, 2009).
Faktor-faktor yang berperan terhadap produksi ASI adalah nutrisi. Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (Ambarwati, 2009). | en_US |