Struktur Upacara Sembhayang Ulambana pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan

Abstract

The title of this thesis is “The Structure of Ulambana Praying Ceremony in Chinese Community at Borobudur Monastery, Medan.” The research on the structure of Ulambana Praying ceremony in Chinese community in Medan is conducted because this praying is the one that is intended for the late parents or ancestors so that they do not suffer in the Hereafter world. The objective of the research is to find out the structure of ceremony in Ulambana Praying at Borobudur Monastery, Medan. The method used in this research is the descriptive qualitative. The data are obtained by means of observation, interviews with informants, and documentation techniques. The Theory of Ceremony by Robertson Smith and Theory of Acculturation by Koentjaraningrat are used in this research.

Judul dari tulisan ini adalah “Struktur Upacara Sembahyang Ulambana Pada Masyarakat Tionghoa di Vihara Borobudur Kota Medan”. Alasan penulis meneliti struktur dari upacara sembahyang Ulambana bagi masyarakat Tionghoa kota Medan dikarenakan Sembahyang ini merupakan sembahyang yang ditujukan untuk para orang tua atau leluhur yang sudah meninggal dunia agar tidak menderita di alam baka. Tujuan utama dari penelitian ini ialah untuk mencari tahu struktur upacara yang terkandung dalam sembahyang Ulambana di Vihara Borobudur kota Medan. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh melalui teknik observasi, wawancara dengan informan, dan dokumentasi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah Teori Upacara Robertson Smith dan Teori Akulturasi Koentjaraningrat.