dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk lingual ekoleksikon
kelautan pada komunitas tutur masyarakat Nagari Air Bangis dan
mendeskripsikan relasi makna ekoleksikon kelautan di Nagari Air Bangis. Teori
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ekolinguistik dan semantik
struktural. Data dikumpulkan menggunakan dua metode, yaitu metode simak
dengan teknik dasar sadap dan metode cakap dengan teknik dasar pancing.
Analisis data menggunakan metode padan berupa teknik dasar PUP. Dasar
penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kualitatif. Leksikon lingkungan
kelautan (ekoleksikon) merupakan manifestasi pemahaman MAB dari adanya
proses interaksi, interelasi, dan interdepensi masyarakat dengan lingkungannya
yang dipengaruhi oleh dimensi biologis, sosiologis, dan ideologis. Berdasarkan
hasil analisis data disimpulkan bahwa gambaran bentuk lingual ekoleksikon
kategori nomina-verba kelautan MAB dapat dibagi ke dalam empat kelompok
leksikon, yaitu (1) Leksikon Fauna Lingkungan Kelautan (88 leksikon); (2)
Leksikon Flora Lingkungan Kelautan (9 leksikon); (3) Leksikon Sarana/Prasarana
Kegiatan Lingkungan Kelautan (16 leksikon); (4) Leksikon Nomina Lingkungan
Kepantaian (7 leksikon), dan (5) Leksikon Verba Aktivitas Lingkungan Kelautan
yang merupakan aktivitas atau kegiatan kelautan masyarakat. Bentuk-bentuk
lingual ekoleksikon MAB terdiri atas bentuk monomorfemis dan bentuk
polimorfemis. Bentuk polimorfemis berdasarkan hasil proses morfologisnya,
dibagi menjadi bentuk berimbuhan, bentuk majemuk, bentuk reduplikasi (bentuk
ulang) dan bentuk frasa. Relasi semantis yang terbentuk dari leksikon lingkungan
kelautan MAB tersebut terdiri atas antonim (pertentangan makna), hiponim
(ketercakupan makna), dan sinonim (persamaan makna). Leksikon-leksikon yang
memiliki relasi semantis tersebut merupakan leksikon berkategori nomina.
Sedangkan untuk ranah homonim, homofon, homograf, meronimi dan polisemi
tidak ditemukan hubungan makna yang terjalin antara leksikon-leksikon tersebut. | en_US |