Show simple item record

dc.contributor.advisorBangun, Sabariah
dc.contributor.authorPurba, Madun
dc.date.accessioned2019-10-03T06:39:51Z
dc.date.available2019-10-03T06:39:51Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/19189
dc.description.abstractSebuah Komunitas motor dibentuk oleh sekelompok orang yang biasanya beranggotakan laki-laki namun ada jugak perempuan yang ikut dalam komunitas bahkan sebagai pendiri, yang terbentuk karena memiliki hubungan khusus antar mereka, kesamaan kepemilikan motor, kesenangan dan hobi serta minat yang sama. Anggota komunitas motor biasa disebut sebagai biker dan bagi perempuan sebagai ladies biker. Melalui wadah komunitas ini sekelompok orang berbagi nilai-nilai berlalu lintas, keselamatan dan budaya tertib di jalan, dan nilai-nilai persaudaraan yang muncul karena kesamaan hobi tersebut, terlebih zaman sekarang banyak perempuan yang ikut bergabung dengan komunitas motor karena didasari beberapa hal. Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan budaya, dimana laki-laki dan perempuan dibedakan sesuai dari perannya masingmasing yang dikontruksikan oleh budaya setempat yang berkaitan dengan peran, sifat, kedudukan, dan posisi dalam masyarakat. Sedangkan seks artinya jenis kelamin yang merupakan perbedaan antara laki-laki dan perempuan berdasarkan cirri biologinya. Perbedaan gender telah melahirkan ketidakadilan baik bagi lakilaki maupun perempuan. Komunitas Motor meruapakan salah satu wadah atau hobi yang menyatukan masyarakat baik laki-laki ataupun perempuan yang memiliki kesamaan minat, kegemaran, hobi dan aktivitas yang mengarah dalam bidang otomotif motor ataupun kegiatan Touring. Metode yang digunakan adalah kualitatif. Kualitatif yang dimaksud adalah pendekatan yang mendalam, tentunya dengan metode ini penulis dapat lebih mengetahui dan melihat secara langsung apa yang terjadi dalam sebuah komunitas. Kesimpulan dari pembahasan ini adalah melihat bahwa adanya kesetaraan didalam sebuah komunitas motor, dan tidak ada pengsubordinasian dan pengkotak-kotakan yang terjadi terhadap perempuan. Kesetaraan tercermin dapat dilihat dari pemberian akses dan kesempatan kepada perempuan untuk mengeluarkan pendapat nya, dan perempuan dapat dipilih untuk menjadi ketua dalam komunitas motor. Tidak ada syarat-syarat atau aturan-aturan tertentu yang diberikan laki-laki kepada perempuan untuk menjadi atau bergabung dalam sebuah komunitas motor. Kesetaraan gender juga terlihat dari kebijakan dan keputusan untuk melibatkan perempuan dalam setiap kegiatan ataupun agenda sebuah komunitas, karena tidak ada pembatasan antara ruang gerak laki-laki dan perempuan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKetimpanganen_US
dc.subjectKesetaraanen_US
dc.subjectLadies Bikersen_US
dc.subjectKomunitas Motoren_US
dc.subjectKotaen_US
dc.titleKetimpangan Gender pada Generasi Muda Kota (Studi Kasus pada Komunitas Rep. LABIBERS dan Komunitas MOVI di Kota Medan)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM120905031
dc.description.pages97 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record