Perubahan Penyajian dan Fungsi Gondang Batak Toba dalam Upacara Adat Saur Matua (Studi Etnografi Penyajian Gondang di Kecamatan Habinsaran)

Abstract

Musik gondang Batak Toba merupakan suatu kesenian dibidang musik yang sangat unik dan memiliki sejarah yang sangat lama. Dalam upacara adat istiadat suku Batak Toba, gondang merupakan unsur penting dalam proses jalannya upacara, gondang Batak dipercaya sebagai media perantara untuk menyampaikan doa, dan pengharapan kepada Mula Jadi NaBolon. Namun seiring perkembangan zaman, pengaruh kebudayaan asing mampu mengubah keberadaan musik gondang Batak ini, baik dari segi penyajian, maupun dari segi fungsinya. Dengan adanya peengaruh kebudayaan asing, pandangan masyarakat suku Batak akan gondang Batak ini menjadi bervariasi dan berakibat pada perubahan penyajian gondang itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan penyajian gondang Batak tersebut. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dan pendekatan kualitatif. Adapun teknik yang digunakan dalam penghimpunan data yaitu dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan data dokumen dari berbagai instansi. Pengamatan yang dilakukan berusaha untuk menggambarkan serta menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalam penyajian musik gondang Batak dalam upacara adat. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pandangan masyarakat tentang fungsi dan keberadaan gondang Batak di zaman sekarang. Data dokumen yang diperoleh dari instansi merupakan dat pendukung untuk menggambarkan keadaan masyarakat Batak di daerah penelitian. Masuknya budaya luar yang mempengaruhi kebudayaan suku Batak Toba di Kecamatan Habinsaran menyebabkan adanya perubahan. Perubahan tampak pada bentuk penyajian gondang Batak dalam upacara adat masyarakat Batak seperti penggunaan musik modern dalam upacara, serta menggunakan teks vokal dalam penyajian musik. Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan penyajian pada gondang Batak tersebut antara lain: masuknya kebudayaan Barat ke wilayah Batak Toba khususnya di kecamatan Habinsaran, dan penyebaran agama, khususnya HKBP yang mengatur serta mengawasi pemakaian gondang Batak tersebut dalam upacara adat, serta pandangan yang berbeda dari masyarakat akan kegunaan gondang Batak toba.