Interpretation of Metaphors: A Case Study in Indonesian Language

Abstract

This research investigates a fundamental aspect of Structure Mapping Theory i.e., Systematicity which states that interpretations of familiar metaphors, which have more complex relational structure consistent with the base domain are prioritized, implicating faster cognitive processing as predicted by the Graded Salience Hypothesis. A lexical decision task experiment was conducted using three groups of 30 subjects each to test whether response time (RT) for interpretations with more complex relational structure are faster than RT for interpretations with less complex relational structure. The results showed that interpretations with more complex relational structure were fastest among the three categories of targets (more complex, less complex, and unrelated) with 452.97ms (SD = 61.22). A one- way between subjects ANOVA showed a significant difference between the mean RT of the three categories at the p<.01 level F(2, 87) = 13.69, p = 0.000007. A Post hoc analysis using the Tukey test showed that the mean RT for the more complex category was significantly different from the mean RT for less complex category at p<0.05. It is concluded that maximally consistent structures are the basis of metaphor processing. A descriptive approach was taken as an attempt to give an account for the faster speed of processing of the more complex structures. Based on stereotypical event information attached to a particular concept, Event Structure can be analyzed in conjunction with the Argument Structure. The analysis shows that event structures stereotypical of a certain concept is constant and becomes the grounding for interpretations of familiar metaphors.

Penelitian ini menyelidiki suatu aspek mendasar Teori Structure Mapping, yakni Systematicity, yang menyatakan bahwa interpretasi metafora yang memiliki struktur relasional yang lebih kompleks yang konsisten dengan ranah sumber akan diprioritaskan dengan implikasi bahwa pemrosesan kognitif akan lebih cepat sesuai prediksi Hipotesa Graded Salience. Suatu eksperimen pemilihan leksikal dilaksanakan dengan menggunakan tiga kelompok masing-masing terdiri dari 30 subjek untuk menguji apakah waktu respon terhadap interpretasi metafora yang familiar yang memiliki struktur relasional lebih kompleks lebih cepat dari waktu respon untuk interpretasi yang memiliki struktur relasional lebih rendah. Hasil menunjukkan bahwa interpretasi yang memiliki struktur relasional lebih kompleks lebih cepat diproses dengan 452.97 ms (SD = 61.22). ANOVA antar subjek menunjukkan perbedaan signifikan rerata waktu respon ketiga kategori (lebih kompleks, kurang kompleks, dan kata tidak berkait) pada p<0.01 F(2, 87) = 13.69, p = 0.000007. Analisis post joc dengan uji Tukey menunjukkan bahwa rerata waktu respon untuk struktur yang lebih kompleks secara signifikan berbeda dibandingan rerata waktu reaksi terhadap sasaran yang memiliki tingkat kompleksitas lebih rendah. Disimpulkan bahwa struktur yang memiliki kekonsistenan yang maksimal merupakan dasar pemrosesan metafora yang familiar. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menemukan penjelasan terhadap fenomena kecepatan pemprosesan untuk struktur yang lebih kompleks tersebut. Berdasarkan informasi peristiwa yang secara stereotipikal terasosiasi dengan konsep tertentu, Struktur Peristiwa dapat di analisis dalam hubungannya dengan Struktur Argumen. Analisis menunjukkan bahwa struktur peristiwa yang secara stereotipikal melekat pada suatu konsep bersifat konstan dan menjadi landasan penginterpretasian metafora yang familiar.