Show simple item record

dc.contributor.advisorSibarani, Robert
dc.contributor.advisorSitumorang, Hamzon
dc.contributor.advisorSembiring, Matius C.A
dc.contributor.authorPawiro, Muhammad Ali
dc.date.accessioned2019-10-08T09:48:34Z
dc.date.available2019-10-08T09:48:34Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/19370
dc.description.abstractDisertasi ini terutama difokuskan pada studi teoritis dan metodologis terhadap tradisi lisan dan pragmatika, dengan perhatian khusus pada isu-isu tradisi (atau ritual kematian) Nurunken Kalak Mate Cawir Metua (NKMCM), kearifan lokal, revitalisasi budaya, dan maksim kearifan. Beberapa aspek tentang bentuk dan isi dari tradisi menjadi pusat perhatian. Kabupaten Karo secara administratif di bawah Provinsi Sumatera Utara. Proyek penelitian ini bersifat multidisiplin dan dengan demikian penelitian ini secara metodologis jamak meskipun pendekatan utama untuk tradisi lisan didasarkan pada gagasan bahwa NKMCM adalah imaji yang terkonstruksi secara sosial. Banyak aktor dari tradisi ini adalah tuan tanah atau para petani lepas yang tentu saja terlibat di dalam keberhasilan tradisi itu sendiri. Penelitian ini bersifat kualitatif. Penyelidikan terhadap tradisi ini didasarkan atas pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan di Desa Dolat Rayat pada Senin, 14 Januari 2013. Secara khusus, data diperoleh dari sebuah ritual kematian seorang wanita tua. Penelitian ini berusaha menganalisis berbagai isu yang terkait dengan perkembangan terkini dari NKMCM. Rumusan masalah adalah: bagaimanakah bentuk performansi; makna, fungsi, dan nilai-nilai kearifan lokal; dan model revitalisasi terhadap NKMCM? Subyek penelitian adalah semua pelayat yang terlibat di dalam pidato turut belangsungkawa dan kemudian, apa yang mereka utarakan dipilih secara acak untuk dijadikan sebagai bahan diskusi maksim kesantunan. Wawancara dilakukan dengan orang-orang lokal dengan menggunakan teknik bola salju bergulir (snow-ball) dan wawancara itu diadakan untuk mendukung pencarian makna dan fungsi, nilai dan norma, kearifan lokal dan model revitalisasi dan direkam dengan menggunakan audio-video. Tanggapan dari para informan ditranskripsikan secara manual pada lembar kertas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk performansi dari NKMCM telah secara umum bergeser; salah satu pergeseran ini terkait dengan peran kalimbubu, anak beru, dan sembuyak. Makna, fungsi dan nilai-nilai kearifan lokal terbukti secara umum bertahan meskipun di beberapa sesi nilai-nilainya hilang, misalnya, jumlah orang menurun setelah makan siang. Pemeriksaan NKMCM mengungkapkan bahwa bentuk performansi, perkolong-kolong dan instrumen musik tradisional harus direvitalisasi dan dibawa kembali ke versi aslinya. Tradisi NKMCM terbukti menunjukkan harapan hidup dan dinamika rutinitas sehari-hari para pelayat. Meskipun NKMCM bukanlah sebuah tradisi yang telah mati namun masih masih perlu direvitalisasi karena tradisi ini dalam beberapa bagian terkikis, yang berarti bahwa tradisi ini mengalami perubahan bentuk dan beberapa proses disederhanakan untuk memenuhi tuntutan keadaan dari para pelayat yang bekerja di ladang atau di lembaga negara atau swasta. Dan akibatnya, beberapa pelayat tidak mempunya niat untuk berbicara meskipun mereka secara normatif memiliki hak untuk melakukannya; di samping itu, durasi NKMCM menjadi sedikit lebih pendek karena beberapa pelaku datang terlambat di pagi hari dan sebagai hasilnya, ritual tampak seperti sebuah jam karet. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa bentuk dan isi dari NKMCM secara umum bergeser; salah satu perubahan ini terkait dengan peran kalimbubu, anak aeru, dan bermain sembuyak. Meskipun model revitalisasi dari gerakan Wallace telah berhasil diterapkan di bidang studi etnografi dan ethnosejarah dari masyarakat di seluruh dunia (seperti yang dikatakan oleh Liebmann), revitalisasi adalah jauh lebih terdokumentasi dengan baik dalam konteks ritual kematian. Pemeriksaan NKMCM mengungkapkan bahwa bentuk dan isinya serta perkolong-kolong dan instrumen musik tradisional harus direvitalisasi dan dibawa kembali ke versi asli. Revitalisasi diharapkan memberi perubahan kepada para pemuda untuk ikut serta secara aktif di dalam pelaksanaan tradisi ini.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectTradisien_US
dc.subjectCawir Metuaen_US
dc.subjectBentuken_US
dc.subjectIsien_US
dc.subjectKearifan Lokalen_US
dc.subjectModel Revitalisasien_US
dc.subjectMaksim Kearifan Pragmatiken_US
dc.titleTradisi Nurunken Kalak Mate Cawir Metua dalam Masyarakat Karoen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM108107013
dc.description.pages353 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record