Peran Skor Selvester yang Disederhanakan Sebagai Prediktor Keberhasilan Fibrinolitik pada Pasien dengan Infark Miokardium Elevasi Segmen ST

Abstract

Latar belakang: Fibrinolitik masih merupakan modalitas penatalaksanaan utama pasein IMAEST pada negara-negara berkembang. Sekitar 25 – 50% pasien yang mendapat fibrinolitik gagal untuk mencapai keberhasilan reperfusi. Karena terdapat modalitas reperfusi alternatif, sangat penting untuk mengidentifikasi pasien tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kemampuan Skor Selvester yang disederhanakan dalam memprediksi keberhasilan fibrinolitik. Metode: Penelitian ini adalah studi retrospektif yang melibatkan 53 pasien IMAEST yang mendapat terapi fibrinolitik dengan streptokinase, untuk menguji Skor Selvester yang disederhanakan sebagai prediktor keberhasilan fibrinolitik. Nilai cutoff skor didapatkan dari kurva ROC. Uji Chi-Square, Fisher’s exact dan regresi logistik dilakukan dalam menilai hubungan antara dua variabel atau lebih untuk mendapatkan rasio odds, p<0,05 dianggap signifikan. Hasil: Pasien dengan fibrinolitik yang berhasil memiliki Skor Selvester yang yang lebih rendah (2,3+1,6 vs 5,1±1,7; p=0,001). Nilai Cutoff yang didapatkan adalah <3,5. Uji regresi logistik menunjukkan bahwa Skor Selvester yang disederhanakan < 3,5 merupakan faktor independen terhadap keberhasilan fibrinolitik (p = 0,004; OR 6,8 ; 95% IK: 1,511 – 37,065). Kesimpulan: Skor QRS yang disederhanakan merupakan prediktor independen keberhasilan fibrinolitik pada pasien IMAEST.

Background: Fibrinolysis is sill the main modality of treatment for STEMI patients in most of developing countries. About 25 – 50% of patients fail to achieve successful reperfusion and these patients have poor prognosis. Since alternative mode of reperfusion is available, it is important to identify them. Current Study aims to explore whether simplified Selvester Score system could predict ST segmen resolution in patients with STEMI who receive pharmacological reperfusion therapy. Method: We conducted a retrospective study among 53 STEMI patients who receive fibrinolysis therapy with streptokinase and examined the relationship between Simplified Selvester Score and successful of fibrinolytic. Cutoff point were taken from ROC curve. Chi-Squere, Fisher’s exact, and logistic regression test were used to examine the association between two variables and obtained odds ratio (OR). A value of p<0,05 was considered statistically significant. Result: Patients with successful fibrinolytic have lower Simplified Selvester Score (2,3+1,6 vs 5,1±1,7; p=0,001). The optimum cutoff value in this study for Simplified Selvester Score was <3,5. In multivariate analysis, Simplified Selvester Score <3,5 remained significantly associated for successful fibrinolytic and appears to be strong predictor for successful fibrinolytic (p = 0,004; OR 6,8 ; 95% IK: 1,511 – 37,065). Conclusion: This study showed relationship between Simplified Selvester Score and successful reperfusion in STEMI patients who receive fibrinolytic therapy. Simplified Selvester Score was independent predictor successful fibrinolytic in STEMI patients.