Hubungan Kadar Estradiol dan Progesteron Terhadap Gambaran Endometrium Secara Ultrasonografi pada Fase Folikular Lanjut pada Hiperstimulasi Ovarium Terkendali
View/ Open
Date
2017Author
Hasibuan, Anisya Friska Sari
Advisor(s)
Halim, Binarwan
Sihite, Herbert
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar estradiol dan progesteron dengan gambaran
USG endometrium pada fase folikular lanjut pada hiperstimulasi ovarian terkendali.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional cohort retrospektif
menggunakan data sekunder rekam medik pasien wanita yang telah menjalani fertilisasi
in vitro (IVF) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hormon estradiol dan
progesteron terhadap gambaran endometrium secara ultrasonografi di fase folikular lanjut
pada hiperstimulasi ovarium terkendali. Tempat penelitian dilakukan di Halim Fertility
Center (HFC), Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara Divisi Fertilisasi, Endokrinologi, dan Reproduksi, RSUP H. Adam Malik
Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus–September 2017. Seluruh sampel
yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi akan diperiksa kadar estradiol dan
progesteronnya serta dievaluasi dengan ultrasonografi transabdominal di hari yang sama
dengan pemberian hCG. Data yang dikumpulkan ditabulasi menggunakan program
perangkat lunak statistik dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Untuk uji
normalitas data dilakukan uji Kolmogorof Smirnov, hasilnya menunjukkan bahwa semua
data numerik tidak terdistribusi normal. Maka untuk menganalisis hubungan antarvariabel
dengan data numerik dilakukan uji korelasi Spearman. Sedangkan untuk menganalisa
hubungan antar variabel dengan data kategorik dilakukan uji Chi-square. Penelitian
menggunakan derajat kepercayaan 95% atau signifikansi p<0,05.
Hasil: Dari 114 sampel penelitian, proporsi peserta IVF dilihat dari umur, paritas, body
mass index, indikasi IVF paling banyak didapati pada usia 30-39 tahun sebanyak 78
orang (68.4%), nulligravida 96 orang (84.2%), obesitas grade I 50 orang (43.9%),
infertilitas pria 58 orang (50.9%), lalu diikuti kelainan tuba sebanyak 34 orang (29.8%)
secara berturut-turut. Nilai rerata kadar estradiol sebesar 2.153,70 ± 1.143,57 sedangkan
nilai rerata kadar progesteron adalah 855,17 ± 475,78 detik. Dilihat dari ketebalan
endometrium, proporsi peserta IVF paling banyak dijumpai pada kelompok dengan
ketebalan 7-14 mm sebanyak 109 orang (95.6%), diikuti kelompok dengan ketebalan >14
mm sebanyak 3 orang (2.6%), dan terakhir kelompok dengan ketebalan <7 mm sebanyak
2 orang (1.8%). Berdasarkan pola endometrium, proporsi peserta IVF paling banyak
dijumpai pada kelompok pola A sebanyak 67 orang (58.8%), diikuti dengan kelompok
pola B sebanyak 32 orang (28%), dan pola C sebanyak 15 orang (13.2%).Secara statistik,
tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar estradiol dengan pola dan ketebalan
endometrium (p>0,05), tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar progesteron
dengan pola dan ketebalan endometrium (p>0,05), tidak ada hubungan yang bermakna
antara rasio P/E2 dengan pola endometrium (p>0.05), tetapi dijumpai hubungan yang
bermakna antara rasio P/E2 dengan ketebalan endometrium (p<0.05).
Kesimpulan: Dikarenakan tidak dijumpainya signifikansi hubungan antara kadar
estradiol dan progesteron terhadap gambaran endometrium secara ultrasonografi, maka
tetap menggunakan nilai kadar estradiol dan progesteron sebagai parameter in vitro
fertilization. Objective: This study investigated the effects of serum estradiol (E2) and progesterone
levels on late follicular endometrial thickness and echogenicity in controlled ovarian
hyperstimulation (COH) cycles for in vitro fertilization (IVF).
Methods: This study was designed as an observational analytic study of retrospective
cohort using medical record of women who had undergone in vitro fertilization (IVF),
aimed at finding out the corellation between serum estradiol and progesterone levels to
ultrasound endometrial apperance of the late follicular phase in controlled ovarian
hyperstimulation. Ths study was took at Halim Fertility Center (HFC), Department of
Obstetrics and Gynecology Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara Division
of Fertilization, Endocrinology, and Reproduction, RSUP H. Adam Malik Medan, from
August to September 2017. All samples that have met the inclusion and exclusion criteria
will be checked for estradiol and progesterone levels and evaluated by transabdominal
ultrasound on the same day as hCG administration. Data are analyzed using statistical
software and presented in the form of frequency distributions. For data normality,
Kolmogorof Smirnov was done and the results demonstrated that all numerical data are
not normally distributed. In case of analyzing the correlation between variables with
numerical data, Spearman test was done. Analyzing the correlation between variables
with categorical data, Chi-square test was done. This study applied confidence interval
95% or significance of p <0.05
Results: Of the 114 samples, the proportion of IVF participants was observed from age,
parity, body mass index, IVF indication, mostly found at 30-39 years old (n=78; 68.4%),
nulligradvide (n=96; 84.2%), obesity grade I (n=50; 43.9%), male infertility (n=58;
50.9%), and tubal (n=34; 29.8%) respectively. The mean of estradiol level was 2,153,70
± 1,143,57; mean of progesterone level was 855,17 ± 475,78. Based on the thickness of
the endometrium, the proportion of IVF participants was mostly found in groups with a
thickness of 7-14 mm (n=109; 95.6%, followed by group with a thickness of >14 mm
(n=3; 2.6%), and <7 mm (n=2; 1.8%). Based on the endometrial pattern, the proportion of
IVF participants was mostly found in the pattern A (n=67; 58.8%), followed by pattern B
(n=32; 28%), and pattern C (n=15; 13.2%). There was no significant correlation between
serum estradiol level with endometrial pattern and thickness (p> 0,05), no significant
correlation between progesterone level and endometrial pattern and thickness (p> 0,05),
no significant correlation between P/E2 with endometrial pattern (p> 0.05), but there was
a significant correlation between P/E2 ratio and endometrial thickness (p <0.05).
Conclusion: In case serum steroid hormone levels on the day of hCG administration do
not affect the ultrasound appearance of the endometrium in COH cycles, so they should
be used as parameters in in vitro fertilization.
Collections
- Master Theses [315]