Perbandingan Efek Sedasi Dexmedetomidine dan Ketamine pada Pasien dengan Bantuan Ventilasi Mekanis di ICU RSUP H. Adam Malik
View/ Open
Date
2017Author
Husin, M Razak
Advisor(s)
Hanafie, Achsanuddin
Tanjung, Qadri Fauzi
Metadata
Show full item recordAbstract
Pendahuluan :Agitasi selalu muncul 1 dari 71% pasien dalam menjalani prosedur pembedahan yang rawat ke ICU. Penggunaan sedasi yang adekuat mengurangi kemungkinan terjadinya agitasi. Sedatif yang ideal pada pasien-pasien yang dirawat di ICU harus memiliki onset kerja yang cepat, mudah mengontrol kedalamannya, memiliki pengaruh yang minimal terhadap hemodinamik dan memiliki efek samping minimal1. Golongan obat benzodiazepine, opiod agonis, propofol, dan α2-epinefrin agonis merupakan obat yang paling banyak digunakan di ICU yang memiliki efek samping terhadap hemodinamik. Oleh karena itu diperlukan agen sedasi yang lain untuk pasien-pasien di ICU.2
Metode: Penelitian ini menggunakan desain uji double blind, randomized controlled clinical trial yang dilakukan pada bulan Oktober- November 2017 di RSUP Haji Adam Malik Medan. Lima puluh pasien yang dirawat di ICU dengan menggunakan mekanikal ventilator di RSUP H. Adam Malik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi 2 kelompok yaitu kelompok dexmedetomidin dan ketamin. Kelompok 1 mendapatkan dexmedetomidine 0,5 mcg / kg / jam dan kelompok kedua mendapatkan Ketamin 0.5 mg/kgBB/jam. Penilaian Ramsay Score untuk menilai sedasi terhadap kedua kelompok setelah pemberian obat.
Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan terdapat perbedaan bermakna pada T3, T6, T12, T24 pada pemberian dexmedetomidine dan ketamin. Perbedaan yang paling bermakna terlihat pada T24 dimana 19 orang (72%) yang diberikan dexmedetomidine tersedasi ideal dibandingkan 7 orang (28%) yang diberikan ketamin. Berdasarakan hasil pengamatan waktu sedasi ideal pada setiap sampel didapatkan rata-rata waktu sedasi ideal pada grup dexmedetomidine 19 jam 48 menit, dan waktu ideal ketamin 12 jam 33 menit (p=0.04).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan efek sedasi yang bermakna pada pemberian Dexmedetomidine dan Ketamine, dimana Dexmedetomidine memiliki efek sedasi yang lebih baik dibandingkan Ketamine. Introduction: Agitation always appears 1 in 71% of patients undergoing surgical procedures that take care to the ICU. The use of adequate sedation reduces the likelihood of agitation. Ideal sedatives should have a fast onset of work, easy control of their depth, have minimal effects on hemodynamics and have minimal side effects1. Benzodiazepine drugs, agonist opiods, propofol, and α2-epinephrine agonists are the most widely used drugs in ICU that have side effects on hemodynamics. Therefore, other sedation agents are needed for patients in ICU.2
Method: This research uses double blind trandomized controlled control trial conducted in October-November 2017 at Haji Adam Malik Hospital Medan. Fifty patients treated at ICU using mechanical ventilator at H. Adam Malik Hospital that met inclusion and exclusion criteria were divided into two groups: dexmedetomidine and ketamine. Group 1 obtained dexmedetomidine 0.5 mcg / kg / h and the second group obtained ketamine 0.5 mg / kgBB / hour. Ramsay Score assessments to assess instantly on both groups shortly after drug treatment.
Results: The results showed that there were significant differences in T0, T3, T6, T12, T24 in dexmedetomidine and ketamin. The most significant difference was seen in T24 where 19 people (72%) were given ideal dexmedetomidine compared to 7 (28%) given ketamine. Based on the observation of ideal sedation time in each sample, the ideal sedation time in the dexmedetomidine group was 19 hours 48 minutes, and the ideal time of ketamine was 12 hours and 33 minutes (p = 0.04).
Conclusion: There is a significant difference in sedation effect in the administration of Dexmedetomidine and Ketamine, where Dexmedetomidine has a better sedative effect than Ketamine.
Collections
- Master Theses [163]