Konstruksi Makna Pesan Komunikasi Penyerahan Mahar (Manurduk Partadingan) dalam Tradisi Perkawinan Etnis Simalungun di Sondi Raya
View/ Open
Date
2019Author
Saragih, Sebastian Horas
Advisor(s)
Pohan, Syafruddin
Zuska, Fikarwin
Metadata
Show full item recordAbstract
The research was focused on the process of communication and construction of
meaning in the tradition of handing in dowry (manurduk partadingan) in
Simalungunese marriage in Sondi Raya. It used qualitative method with case
study design. The data were gathered by conducting participative observation, indepth
interviews, and documentary study. There were 10 (ten) informants: the
bride and the groom, their three parents, and 5 (five) adat leaders. The result of
the research showed that 1) there were 4 (four) processes of communication in the
stages of handing in dowry: partadingan establishment stage, manurduk stage,
the post-manurduk partadingan stage, and tobushuning stage, 2) the meaning
construction of manurduk partadingan had the messages of prayer and
expectation; there were two different usages in the physical object of
partadingan: the commitment of the bride and the groom to their parents and
advice of the ancestors in experiencing a new life as husband and wife.
Concerning social object, partadingan is meant as the realization of appreciation
and high respect from the groom’s parents to the bride’s ones. Penelitian ini berfokus pada proses komunikasi dan konstruksi makna pesan
komunikasi yang terkandung dalam penyerahan mahar (manurduk partadingan)
dalam tradisi perkawinan etnis Simalungun di Sondi Raya. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dimana
pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi, wawancara mendalam
dan studi dokumen. Informan penelitian berjumlah 10 (sepuluh) orang terdiri dari
2 (dua) orang mempelai, 3 (tiga) orangtua mempelai, dan 5 (lima) pemuka adat
Simalungun. Hasil penelitian menunjukkan (1) Terdapat 4 (empat) proses
komunikasi dalam tahapan manurduk partadingan yaitu: tahapan pembentukan
partadingan, tahapan manurduk partadingan, tahapan setelah manurduk
partadingan dan tahapan tobus huning. (2) Konstruksi makna manurduk
partadingan memuat pesan doa, harapan, dan terdapat 2 jenis pemaknaan berbeda
pada objek fisik partadingan yaitu komitmen kedua mempelai kepada
orangtuanya dan nasehat-nasehat dari leluhur dalam membangun rumahtangga.
Merujuk pada objek sosial, partadingan dimaknai sebagai wujud penghargaan dan
penghormatan oleh keluarga mempelai laki-laki kepada keluarga mempelai
perempuan.
Collections
- Master Theses [358]