Kajian Psikolinguistik Terhadap Perilaku Berbahasa Orang Latah: Studi Kasus pada Beberapa Warga Jalan Garu III Medan Amplas, Kota Medan
View/ Open
Date
2019Author
Tanjung, Andi Saputra
Advisor(s)
Gustianingsih
Lubis, Syahron
Metadata
Show full item recordAbstract
Latah is an act of parroting or imitating what other people do. Latah behaviour appears when a person in a state of decreased conciousness as a result of being startled by a tap to the body, an object being dropped, or something makes shocked. Latah is a behaviour that sometimes changes in communication. Words and sometimes repetitive movements make latah sufferers look tormented with their condition. The research objective was used to describe latah behaviour types, causal factors spoken by residents in Garu III street, Medan Amplas, Medan city, and language functions that conveyed by language experts and related to latah language behaviour that spoken by residents in Garu III street, Medan Amplas, Medan city. The theory used in this research are Pysicholinguistic, stimulus-response, latah causal factors, and theory of language and language function. This research used descriptive qualitative method by data collecting with proficient method and method refers to fishing techniques, note and record, and unstructured interview techniques. The results of this research found, (1) latah behaviour language types in words and sentences, include (a) coprolalia latah behaviour, (b) echolalia latah behaviour, (c) auto echolalia latah behaviour, (d) automatic obidience latah behaviour. (2) the factors that caused the residents in Garu III street, Medan Amplas, Medan city behave latah are in environmental factor and dream factor. The factor of environment such as: imitation, sugestion, identification, and sympaty. And (3) language functions that conveyed by the experts which related with latah language behaviour, included (a) self expression function, (b) interactional function, (c) personal function. Latah adalah perbuatan membeo atau menirukan apa yang dilakukan orang lain. Perilaku latah muncul ketika seseorang dalam kondisi kesadaran menurun akibat tepukan, jatuhnya sebuah objek atau sesuatu yang membuatnya kaget. Latah merupakan sebuah perilaku yang kadang mengganggu dalam berkomunikasi. Perkataan dan kadang disertai dengan gerakan yang berulang-ulang membuat penderita latah terlihat tersiksa dengan kondisinya. Dari beberapa warga (informan) yang tinggal di Jalan Garu III Medan Amplas mengatakan mereka merasa capek ketika mereka berperilaku berbahasa latah. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan jenis reaksi latah, dan faktor penyebab terjadinya latah yang diujarkan oleh beberapa warga Jalan Garu III Medan Amplas, serta fungsi bahasa yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahasa dan dikaitkan dengan bahasa latah yang diujarkan oleh beberapa warga Jalan Garu III Medan Amplas Kota Medan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah psikolinguistik, stimulus-respons, faktor-faktor penyebab latah, dan teori tentang bahasa dan fungsi bahasa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data yang digunakan adalah metode cakap dan metode simak dengan teknik pancing, catat dan rekam, dan teknik wawancara yang tidak terstruktur. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini terdapat bentuk-bentuk lingual perilaku latah berupa kata dan kalimat, meliputi: (1) perilaku latah Koprolalia, (2) perilaku latah Ekolalia, (3) perilaku latah Auto Ekolalia, dan (4) perilaku latah Automatic Obidience. Dalam penelitian ini juga ditemukan faktor lingkungan dan mimpi yang menyebabkan beberapa warga Jalan Garu III Medan Amplas Kota Medan berperilaku berbahasa latah. Faktor lingkungan terdiri dari imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Kemudian juga terdapat fungsi bahasa yang dikemukakan oleh para ahli yang dikaitkan dengan bahasa orang latah, yaitu (1) fungsi ekspresi diri, (2) fungsi interaksi (the interactional function), dan (3) fungsi personal (the personal function).