Modernisasi Dayah Darul Huda Kota Langsa, 1962-2005
Abstract
This thesis aims to examine the history of Dayah educational institutions in Langsa in the period 1962-2005. Dayah in Aceh is one of the traditional Islamic education institutions in Indonesia that existed before Indonesia as a state until today. Does this study examine three problems, namely: (1) What is the circumstances of Darul Huda's educational institution in Langsa in 1962? (2) What is the modernization of the Dayah Darul Huda in Langsa?; (3) What is the development of the modernization of Darul Huda Dayah in each period of leadership?
This study uses historical methods by utilizing various sources both primary and secondary. The findings of this study, namely: (1) Teungku Usman Basyah as a pioneer in the existence of Dayah education in Langsa is an alumnus of Dayah Darussalam in South Aceh. He spread the knowledge of Islam to the people of Langsa who at that time did not have a Dayah. In its early days, the situation of the Dayah Darul Huda was very difficult, with the conditions of makeshift barracks built from bamboo stems and thatch. Especially in 1962, the area was still very quiet and there was no electricity at night. This is an obstacle in carrying out learning activities at night on the Dayah; (2) As a follow-up to the Politics of Pacification adopted by the Dutch East Indies government, at the beginning of the 20th century Aceh accepted the Western education system. Previously, education in Aceh was oriented towards Islamic education through a Dayah education system or a kind of Islamic boarding school. The entry of Western education provides a new alternative for people in Aceh. In addition there were initiatives from Acehnese clerics studying to Mecca so that there were efforts to renew the Dayah education that were considered to have lagged with more modern general education; (3) Factors driving the development of the Darul Huda Dayah in a more modern direction, including: curriculum factors, management factors and education and support such as facilities, value factors contained in the vision of the modern Dayah Darul Huda education mission who want to make changes, improve and develop education in various ways, especially science. Another factor that cannot be ignored is that some people still choose public education institutions as the main education for their children. Tesis ini bertujuan untuk mengkaji sejarah lembaga Dayahyang ada di Kota Langsa periode 1962-2005. Dayah di Aceh yang merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tradisional yang telah lama eksis sebelum Indonesia ada hingga hari ini. Penelitian ini mengupas tiga permasalahan, yaitu: (1) Bagaimana keadaan lembaga pendidikan dayah Darul Huda di Kota Langsa Tahun 1962?; (2) Faktor apa saja yang mempengaruhi modernisasi Dayah Darul Huda di Kota Langsa?; (3) Bagaimana perkembangan modernisasi Dayah Darul Huda pada tiap-tiap masa kepemimpinan?
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah dengan memakai berbagai sumber yaitu primer maupun sekunder. Temuan penelitian ini, yaitu: (1) Teungku Usman Basyah sebagai pelopor eksistensi pendidikan Dayah di Kota Langsa merupakan alumni Dayah Darussalam Aceh Selatan. Dia menyebarkan ilmu agama Islam kepada masyarakat Kota Langsa yang pada masa itu belum memiliki Dayah. Pada masa awal berdirinya, keadaan Dayah Darul Huda sangat sulit, dengan kondisi barak-barak darurat yang dibangun dari batang bambu dan rumbia. Terutama pada tahun 1962 wilayah ini masih sangat sunyi dan belum adanya penerangan listrik pada malam hari. Hal demikian menjadi hambatan dalam melaksanakan aktivitas belajar di malam hari di Dayah; (2) Sebagai tindak lanjut Politik Pasifikasi yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda, maka di awal abad ke-20 Aceh menerima sistem pendidikan Barat. Sebelumnya, pendidikan di Aceh berorientasi kepada pendidikan keIslaman melalui sistem pendidikan dayah atau sejenis pesantren. Masuknya pendidikan Barat memberikan sebuah alternatif baru bagi masyarakat Aceh pada umunya. Selain itu ada insiatif dari ulama-ulama Aceh yang belajar ke Mekkah sehingga ada upaya-upaya pembaharuan pendidikan Dayah yang dianggap sudah ketinggalan dengan pendidikan umum yang lebih modern; (3) Faktor-faktor yang mendorong pengembangan Dayah Darul Huda ke sistem yang lebih modern, di antaranya adalah: faktor kurikulum, faktor manajemen dan pendidikan dan dukungan seperti sarana-prasarana, faktor nilai yang terkandung dalam visi-misi pendidikan Dayah Darul Huda yang modern ingin melakukan perubahan, perbaikan dan pengembangan pendidikan dalam berbagai hal terutama ilmu pengetahuan. Faktor lain yang tidak dapat diabaikan adalah sebagian masyarakat masih memilih lembaga pendidikan umum sebagai pendidikan utama untuk anaknya.
Collections
- Master Theses [29]