Komunikasi Antarbudaya Etnis Nias dan Batak Dalam Menangani Konflik di Perusahaan Kelapa Sawit Aek Natio Group Area Kebun Samsam Riau

Abstract

The objective of the research was to analyze the process of cross-cultural communication between Nias employees and Bataknese employees which causes cross-ethnic conflicts and how resolve them. The research used qualitative method. The data were gathered by conducting non-participant observation and in-depth interviews with 12 (twelve) participants consisted of field workers of Aek Natio plantation: harvesting workers, fertilizing workers, foremen, plantation assistants, and field clerks. The result of the research showed that the process of cross-cultural communication in the plantation was not effective due to the limitation of verbal and non-verbal language, family environment, residence, habit, prejudice, stereotype, and ethnocentrism. It is recommended that cross-cultural conflict be resolved by face to face and organizational communication based on work relation and tasks.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses komunikasi antarbudaya karyawan Etnis Nias dan Etnis Batak yang mengakibatkan konflik antaretnis dan bagaimana karyawan tersebut menyelesaikan konfliknya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan Teknik pengumpulan data secara wawancara mendalam dan observasi non partisipan. Informan yang diwawancara sebanyak dua belas (12) orang terdiri dari para pekerja lapangan kebun Aek Natio dengan berbagai latar belakang pekerjaan : pemanen, pemupuk, mandor, asisten kebun, dan kerani lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses komunikasi antarbudaya di Aek Natio Group Kebun Samsam tidak efektif disebabkan keterbatasan bahasa verbal dan nonverbal, lingkungan keluarga, tempat tinggal, kebiasaan, prasangka, stereotipe, dan etnosentrisme. Penanganan konflik antarbudaya diselesaikan dengan cara komunikasi tatap muka dan komunikasi organisasi berdasarkan hubungan kerja dan tugas.