Uji Aktivitas Nefroprotektif Ekstrak Etanol Akar Alang-Alang (Imperata Cylindrica L. (Beauv.)) pada Tikus yang Diinduksi Gentamisin
View/ Open
Date
2017Author
Ramadhiani, Aninditha Rachmah
Advisor(s)
Harahap, Urip
Dalimunthe, Aminah
Metadata
Show full item recordAbstract
Gentamicin is an aminoglikosida antibiotics that use extensive especially to infections caused by gram-negative bacteria. Using gentamicin on the 6-10 day period can cause nefrotoxicity. Root of cogon grass (Imperata cylindrica L. (Beauv.)) contains flavonoid that have antioxidant activity that prevents oxidative stress in the kidney by increasing glutathione S-transferase (GSH) antioxidant activity, increasing GSH synthesis, and free radical scavenger by donating H atoms to free radicals resulting non-reactive free radical compounds and cellular damage due to reduced gentamicin.
This study aimed to evaluate the nephroprotective activity of ethanol extract root of cogon grass in rats induced by gentamicin.
Thirty rats were divided into six groups of normal group (without treatment), groups of treatment only fed and watered, given carboxy methyl cellulose (CMC) 0.5%, ethanol extract of the roots of cogon grass with each dose of 100 mg/kg bw, 200 mg/kg bw, and 400 mg/kg bw. Each group was given the test preparation orally for eight days. After one hour, five group were induced gentamicin dose 100 mg/kg bw intraperitonialy during eight days. On the eightth day of the rats was placed in the cage metabolites for a capacity of urine for 24 hours. urine was used for electrolyte testing of Na+, Ca2+, K+, and Mg2+ ions. Furthermore, rats are sacrificed by cervical dislocation, blood samples were collected for measurement of serum creatinine, urea levels and hematological parameters; Hemoglobin (Hb), Red Blood Cell (RBC), and Packed Cell Volume (PCV). Kidney Rats performed measurements of relative renal weight and histopathological.
ANOVA analysis results indicated that administration of ethanol extract root of cogon grass doses of 100 mg/kg bw, 200 mg/kg bw, and 400 mg/kg bw showed the differences of urea levels, creatinin levels, profile of haematology and urine electrolytes decreasing significantly compared with the negative control group of CMC 0.5% and negative control group not given CMC 0.5% (p<0.05). Ethanol extract root of cogon grass doses 400 mg/kg bw was not significantly different compared with normal group (p>0.05). An overview on the results of histopathological renal showed there is improvement by administering ethanol extract root of cogon grass.
Based on the above description it can be concluded that the ethanol extract root of cogon grass 400 mg/kg bw was effective as a nephroprotective. Gentamisin merupakan antibiotika golongan aminoglikosida yang penggunaannya sangat luas terutama untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram-negatif. Penggunaan gentamisin pada jangka waktu 6-10 hari dapat menyebabkan nefrotoksisitas. Akar alang-alang (Imperata cylindrica L. (Beauv.)) mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan yaitu mencegah stress oksidatif di ginjal dengan cara meningkatkan aktivitas antioksidan gluthation S- transferase (GSH), meningkatkan sintesis GSH, dan memerangkap secara langsung ROS dengan cara mendonorkan atom H dari gugus hidroksil (OH) ke senyawa radikal bebas.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas nefroprotektif ekstrak etanol akar alang-alang pada tikus yang diinduksi gentamisin.
Tiga puluh ekor tikus dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri dari kelompok normal (tanpa perlakuan) dan kelompok perlakuan yang diinduksi gentamisin. Kelompok perlakuan yang diinduksi gentamisin dibagi menjadi kelompok yang hanya diberi makan dan minum, diberi carboxy methyl cellulose (CMC) 0,5%, ekstrak etanol akar alang-alang dosis 100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb, dan 400 mg/kg bb secara per oral selama delapan hari. Setelah satu jam tikus diinduksi gentamisin dosis 100 mg/kg bb secara intraperitonial selama delapan hari. Pada hari ke delapan, tikus ditempatkan di kandang metabolit untuk di tampung urinnya selama 24 jam. Urin yang didapatkan digunakan untuk pengujian elektrolit berupa ion Na+, Ca2+, K+, dan Mg2+. Selanjutnya tikus dikorbankan dengan cara dislokasi leher untuk diambil darahnya melalui vena cava inferior. Darah yang didapat digunakan untuk pengujian kreatinin dan urea serum serta paremeter anemia berupa kadar eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit. Ginjal tikus dilakukan pengukuran terhadap bobot relatif ginjal dan histopatologi.
Hasil analisis ANAVA menunjukkan bahwa pemberian EEAAA dosis 100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb, dan 400 mg/kg bb menurunkan kadar kreatinin, urea, profil darah, dan elektrolit urin yang berbeda nyata dengan kontrol negatif pemberian CMC dan tanpa pemberian CMC (p<0,05). EEAAA dosis 400 mg/kg bb memberikan hasil kadar kreatinin, urea, profil darah lengkap, dan elektrolit urin yang tidak berbeda nyata dengan kelompok normal (p>0,05). Pada gambaran histopatologi ginjal tikus terdapat perbaikan dengan pemberian EEAAA. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa EEAAA berkhasiat sebagai nefroprotektif dosis efektif 400 mg/kg bb.
Collections
- Magister Theses [371]
