Pengaruh Sistem Laktoperoksidase Susu Terhadap Kadar Laktoperoksidase dan Jumlah Streptococus Mutans pada Anak Umur 3-5 Tahun yang Mengalami Early Childhood Caries (ECC)
View/ Open
Date
2019Author
Bachtiar, Zulfi Amalia
Advisor(s)
Primasari, Ameta
Sungkar, Suzanna
Metadata
Show full item recordAbstract
Lactoperoxidase is a subset of peroxidase, a group of natural enzymes that exist in human saliva. Other than the saliva, these enzymes could also be found in dairy products. The lactoperoxidase enzyme in milk can greatly reduce the number of viable Streptococcus mutans due to its strong antibacterial effect. The bactericidal effect of the enzyme could be substantiated by the association between the lactoperoxidase enzyme and the Streptococcus mutans count. Early Childhood Caries (ECC) a unique pattern of caries lesions that occur in infants, toddler, and preschoolers characterized by caries on the surface of primary teeth in children un der 6 years.The purpose of this study was to analyze the levels of lactoperoxidase and Streptococcus mutans count in saliva after consuming pasteurized milk and UHT milk. This study was conducted on 30 children aged 3-5 years in Medan city by applying purposive design, whereby two groups were established with 15 subjects consuming pasteurized milk and 15 subjects consuming UHT milk. Saliva collection was conducted either with passive drooling or spitting method prior to consumption, 7 days, and 14 days after consumption. Examination of lactoperoxidase levels was carried out using an ELISA reader. Acquired salivary Streptococcus mutans were planted in TYCSB media and incubated in an anaerobic jar for 2x24 hours followed by calculation of S.mutans. Data were analyzed using univariate tests, generalized linear repeated measured models, and simple linear regression tests. The statistical results showed a significant increment in mean lactoperoxidase levels before consumption to the seventh day after consumption in both groups (p=0.01), despite a non-significant increment between days 7 and 14 (p=0.178). The results presented a significant decline in the number of S. mutans on the seventh day (p = 0.0001), but not significant on the fourteenth day (p = 0.146). Reduction in the average number of Streptococcus mutans was also observed before consumption, the seventh day, and the fourteenth day after consumption of pasteurized milk from 47.93 ± 8.216 to 31.07 ± 10.152 and 11.60 ± 6.501; whereas for the UHT milk group, from 50.60 ± 7.018 to 42.00 ± 6.665 and 27.07 ± 4.183. The consumption of milk with high levels of lactoperoxidase has a remarkable potential in increasing levels of lactoperoxidase and minimizing the number of Streptococcus mutans in saliva as a risk factor for caries. Laktoperoksidase merupakan bagian dari peroksidase, kelompok enzim alami yang ada pada saliva manusia. Selain terdapat dalam saliva, sistem ini juga terdapat pada sumber lain yang diperoleh pada susu. Sistem laktoperoksidase pada susu dapat mengurangi jumlah bakteri patogen, dalam hal ini Streptococcus mutans sehingga dapat memberikan efek antibakteri. Efek bakterisidal dari enzim laktoperoksidase menunjukkan adanya hubungan antara enzim laktoperoksidase dengan jumlah bakteri Streptococcus mutans. ECC (Early Chilhood Caries) merupakan pola lesi karies yang unik terjadi pada bayi, balita dan anak prasekolah ditandai dengan adanya karies pada permukaan gigi sulung dibawah usia 6 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar laktoperoksidase dan jumlah Streptococcus mutans pada saliva setelah mengonsumsi susu pasteurisasi dan susu UHT pada anak yang mengalami ECC. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang anak usia 3-5 tahun di kota Medan menggunakan desain purposive yang terdiri atas 15 anak mengonsumsi susu pasteurisasi dan 15 anak mengonsumsi susu UHT. Pengumpulan saliva dilakukan dengan metode drooling pasif dan/atau spitting pada sebelum, hari ketujuh dan hari keempat belas sesudah mengonsumsi susu. Pemeriksaan kadar laktoperoksidase dilakukan dengan ELISA reader. Pemeriksaan Streptococcus mutans ditanam dalam media TYCSB yang disimpan dalam anerobic jar selama 2x24 jam dan jumlah kolosi S.mutans dihitung. Data dianalisis menggunakan uji univariat, Generalized Linear Model Repeated Measured, dan uji regresi linear sederhana. Rerata kadar laktoperoksidase pada kelompok pasteurisasi adalah 0,280±0,140 dan pada kelompok UHT 0,534±0,256. Rerata jumlah S.mutans pada kelompok pasteurisasi adalah 47,93±8,216 dan kelompok UHT 50,6±7,018. Uji statistik menunjukkan peningkatan signifikan terhadap kadar laktoperoksidase pada sebelum dan hari ketujuh setelah dikonsumsi pada dua kelompok (p=0,01), tidak signifikan pada hari ketujuh dan hari keempat belas (p=0,178). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rerata kadar laktoperoksidase sebelum, hari ketujuh, dan hari keempat belas setelah diberikan perlakuan yaitu dari 0,280±0,140 μg/ml menjadi 0,467±0,150 dan 0,509±0,138 pada kelompok pasteurisasi; dan dari 0,534±0,256 menjadi 0,641±0,276 dan 0,728±0,280 pada kelompok UHT. Uji statistik menunjukkan penurunan signifikan jumlah S.mutans pada hari ketujuh (p=0,0001), dan tidak signifikan pada hari keempat belas (p=0,146). Hasil penelitian menunjukkan penurunan rerata jumlah Streptococcus mutans dari sebelum, hari ketujuh, dan hari keempat belas setelah mengonsumsi susu pasteurisasi yaitu dari 47,93±8,216 menjadi 31,07±10,152 dan 11,60 ± 6,501; dan UHT dari 50,60±7,018 menjadi 42,00±6,665 dan 27,07±4,183. Sebagai kesimpulan bahwa konsumsi susu dengan kadar laktoperosidase yang tinggi dalam bidang kedokteran gigi berpotensi dalam meningkatkan kadar laktoperoksidase dalam saliva dan menurunkan jumlah Streptococcus mutans sebagai faktor risiko terjadinya karies.
Collections
- Master Theses [46]