| dc.description.abstract | Gaya hidup merupakan bagian dari kebutuhan sekunder masyarakat postmodern dan selalu mengalami perubahan, salah satunya pada perkembangan musik yang mempengaruhi munculnya musisi lokal atau band-band lokal di Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya hidup dan strategi musisi lokal untuk menjaga eksistensi serta makna barang branded untuk mereka. Adapun teori yang digunakan yaitu fungsi sosial selera dalam struktur kelas oleh Pierre Bourdieu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan data primer, dengan observasi partisipatif serta wawancara mendalam dan data sekunder dari artikel yang terkait. Informan terdiri atas musisi yang tergabung dalam Band Event dan musisi Band Reguler yang dipilih dengan teknik snowball sampling dengan memanfaatkan jaringan kekerabatan antar musisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa musisi melakukan beberapa strategi untuk tetap eksis dan menaikkan status kelas hingga menjadi musisi yang mendominasi dunia hiburan di Medan. Selain memberikan penampilan suara dan musik yang terbaik, mereka juga memilih untuk selalu tampil dengan style terbaik pula, yaitu dengan menggunakan pakaian branded untuk menaikkan kelas mereka. Ada perbedaaan pemilihan style antara musisi band event dan regular, dimana genre musiklah yang menjadi alasan utamanya. Musisi band event lebih selektif memilih pakaian dan lebih populer dibandingkan band reguler. Namun dibandingkan musisi band event, musisi band reguler lebih mengarah pada gaya hidup konsumtif. Selain itu, agar tetap eksis musisi juga selektif memilih tempat nongkrong dan menerima tawaran manggung, melakukan perawatan diri serta menggunakan media sosial sebagai wadah untuk meningkatkan eksistensi. | en_US |