Lapangan Merdeka Pematang Siantar Tahun 1957-2004 (Suatu Tinjauan Historis)
Abstract
Lapangan Merdeka Pematang Siantar merupakan salah satu peninggalan Kolonial Belanda. Lapangan ini mulai berkembang dan dibenahi seiring dengan masuknya perkebunan ke Simalungun dan Pematang Siantar dijadikan sebagai gemeente dan pusat controleur Belanda pada tahun 1907. Lapangan ini dijadikan esplenade (alun-alun kota) setelah kantor gemeente selesai dibangun tepat di depan lapangan pada tahun 1920. Lapangan yang berada di pusat kota ini juga berfungsi sebagai tempat upacara dan kegiatan hari besar pemerintah Belanda.
Pada masa mempertahankan kemerdekaan, Belanda berusaha merebut kembali kekuasaan di Pematang Siantar dan menjadikan Siantar Hotel yang berada di belakang lapangan sebagai markas. Lapangan ini juga dijadikan Belanda sebagai salah satu basis pertahanan dengan membangun bungker di bawahnya dan menghubungkan Siantar Hotel dengan Pabrik Es. Pada peristiwa Siantar Hotel 15 Oktober 1945 dan Agresi Militer II tahun 1948, lapangan ini menjadi salah satu medan pertempuran antara TRI dan pasukan Belanda.
Setelah pemerintahan daerah kembali berjalan, Lapangan Merdeka tetap difungsikan sebagai tempat upacara dan kegiatan lainnya. Akan tetapi, Lapangan Merdeka mulai mengalami perubahan pasca otonomi daerah tahun 1957 dan terjadinya perkembangan pesat kota Pematang Siantar pada tahun 1960. Perubahan tersebut mulai dari fungsinya yang menjadi hutan kota, dikomersilkan hingga sebagai lokasi prostitusi tanpa market place. Faktor-faktor perubahan berasal dari pemerintah, pihak pengelola, masyarakat dan oknum tertentu.
Demikianlah penulis mencoba menggambarkan Lapangan Merdeka pada tahun 1957-2004 terkait perubahan fungsi dan pemanfaatannya ditinjau dari segi historis. Penulis berkeyakinan bahwa Lapangan Merdeka sebagai salah satu warisan sejarah dan budaya di Pematang Siantar memiliki sejarah cukup panjang yang mendampingi perkembangan kota Pematang Siantar. Oleh karena itu, pengenalan, pembenahan dan pelestarian diperlukan baik dari pemerintah maupun masyarakat, guna menjaga salah satu warisan yang kedepannya bisa menceritakan keadaan kota Pematang Siantar di masa dahulu.
Collections
- Undergraduate Theses [353]