Show simple item record

dc.contributor.advisorRauf, Abdul
dc.contributor.advisorElfiati, Deni
dc.contributor.advisorAgus, Fahmuddin
dc.contributor.authorBatubara, Siti Fatimah
dc.date.accessioned2019-11-27T03:36:58Z
dc.date.available2019-11-27T03:36:58Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/21189
dc.description.abstractPembukaan lahan gambut dan pembuatan saluran drainase menyebabkan perubahan kondisi anaerobik menjadi aerobik sehingga meningkatkan aktivitas mikroba dan emisi CO2. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi laju respirasi dan jumlah populasi mikroba pada gambut saprik dan hemik di bawah tegakan kelapa sawit pada kedalaman yang berbeda. Penelitian dilakukan di lahan gambut saprik di Sumatera Utara dengan ketebalan gambut 100-200 cm dan lahan gambut hemik di Jambi dengan ketebalan gambut 150-300 cm. Laju respirasi mikroba (heterotrofik) dilakukan menggunakan metode jar dengan mengukur respirasi di laboratorium menggunakan Kalium Hidroksida (KOH) untuk mengikat CO2 yang dilepaskan, dan menghitung jumlah mikroba antara lain bakteri, fungi. Jumlah mikroba selulolitik, dan mikroba lignolitik diukur menggunakan media agar selektif selulosa dan lignin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju respirasi tertinggi pada gambut saprik di lokasi pasar pikul sebesar 3,9 ± 0,4 mg CO2/100 g/hari pada kedalaman 0-20 cm dan menurun menjadi 2,5 ± 1.3 mg CO2/100 g/hari pada kedalaman 20-40 cm dan 1,7 ± 0,9 mg CO2/100 g/hari pada kedalaman 40-60 cm. Pada lokasi gawangan mati laju respirasi tertinggi sebesar 2,7 ± 0,6 mg CO2/100 g/hari pada kedalaman 0-20 cm dan menurun menjadi 1,6 ± 0,2 mg CO2/100 g/hari pada kedalaman 20-40 cm dan 0,7 ± 0,5 mg CO2/100 g/hari pada kedalaman 40-60 cm. Pada gambut hemik laju respirasi tertinggi sebesar 3,1 ± 0,4 mg CO2/100 g/hari pada kedalaman 0-20 cm dan menurun menjadi 2,0 ± 0,7 mg CO2/100 g/hari pada kedalaman 20-40 cm. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa laju respirasi pada gambut saprik dan hemik berbeda tidak nyata (p=0,625). Bakteri merupakan mikroba yang paling dominan di setiap kedalaman pada gambut saprik dan hemik. Respirasi tanah menurun dengan meningkatnya kedalaman, namun tidak berbeda nyata antara gambut saprik dan hemik menunjukkan bahwa proses dekomposisi pada gambut saprik masih tinggi sebagaimana gambut hemik, dan asumsi bahwa respirasi akan menurun dengan meningkatnya kematangan gambut tidak terbukti pada penelitian ini.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectRespirasi tanahen_US
dc.subjectMikrobaen_US
dc.subjectGambuten_US
dc.subjectCO2en_US
dc.subjectKelapa sawiten_US
dc.titleRespirasi Heterotrofik pada Lahan Gambut di Bawah Tegakan Kelapa Sawiten_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM148104007
dc.description.pages156 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record