Show simple item record

dc.contributor.advisorSimanihuruk, Muba
dc.contributor.authorSitompul, Riana Astrinda
dc.date.accessioned2019-11-28T04:01:32Z
dc.date.available2019-11-28T04:01:32Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/21287
dc.description.abstractKeberadaan anak jalanan tidak jarang menjadi sebuah masalah tersendiri bagi banyak pihak seperti keluarga, masyarakat maupun negara. Banyak faktor yang melatarbelakangi seorang anak menjadi anak jalanan. Sangat dimungkinkan tidak semua anak jalanan berada dijalanan karena tekanan ekonomi keluarga, bisa jadi karena pergaulan, pelarian, atau atas dasar pilihannya sendiri. Anak jalanan yang memang sudah terbiasa hidup ataupun bekerja di jalanan memiliki resiko yang besar untuk lebih mengalami tindak kekerasan. Kekerasan sudah menjadi bagian kehidupan yang tidak terpisahkan yang dialami oleh setiap anak jalanan. Berbagai bentuk kekerasan terhadap anak jalanan telah memperburuk kondisi kehidupan anak jalanan. Perlindungan terhadap anak jalanan haruslah diberikan, karena anak jalanan sangat rentan terhadap kekerasan. Anak jalanan di daerah Terminal Pinang Baris juga merupakan anak-anak yang rentan mengalami kekerasan ketika berada di jalanan. Untuk memberikan perlindungan kepada anak jalanan tidak hanya sekedar peran pemerintah saja, tetapi juga masyarakat dan LSM sebagai lembaga yang non-pemerintah diharapkan bisa membantu permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak jalanan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah sebagai pelaku advokasi. Penelitian ini dilakukan di salah satu LSM yang ada di kota Medan yaitu PKPA yang juga membangun suatu unit layanan yang khusus menangani anak jalanan yaitu SKA-PKPA yang terletak di daerah Terminal Pinang Baris, Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pendekatan kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 5 (lima) orang anak jalanan dan 3 (tiga) orang staff SKA-PKPA. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa anak jalanan tidak sepenuhnya mengerti apa yang menjadi hak mereka sebagai seorang anak. Anak jalanan di sekitar Terminal Pinang Baris memiliki pemahaman bahwa ketika mereka di pukul ataupun di tendang oleh seseorang, itu adalah hal yang wajar walaupun anak-anak ini pada akhirnya akan melakukan hal yang sama di kemudian hari. Anak-anak jalanan di daerah ini hanya tau bahwa ketika seorang anak yang mengalami kekerasan seksual saja yang perlu untu dilindungi. Advokasi yang dilakukan SKA-PKPA kepada anak jalanan yang mengalami kekerasan dapat dilakukan secara litigasi maupun non-litigasi, tanpa harus mengabaikan apa yang menjadi hak anak jalanan tersebut.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectAnak Jalananen_US
dc.subjectKekerasanen_US
dc.subjectAdvokasien_US
dc.titleAdvokasi Ska-Pkpa (Sanggar Kreativitas Anak – Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) dalam Penanggulangan Kekerasan pada Anak Jalananen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM120901039
dc.description.pages102 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record