dc.description.abstract | Aceh merupakan pusat penghasil kopi arabika terbesar di Indonesia.
Kabupaten Bener Meriah adalah salah satu daerah penghasil kopi arabika di Aceh
dengan luas tanam sekitar 39.533 ha dengan produksi rata-rata 700-800
kg ha-1 tahun-1. Produksi ini masih tergolong rendah dibanding potensi produksi
kopi Arabika 3-4 ton ha-1 tahun-1. Salah satu penyebab rendahnya produksi kopi
arabika adalah rendahnya ketersediaan unsur hara P.
Sebahagian besar areal kopi arabika di kabupaten Bener Meriah tumbuh di
Andisol. Umumnya Andisol memiliki jerapan P yang tinggi dan ketersediaan
unsur hara P yang sangat rendah. Tingginya jerapan P dan rendahnya
ketersediaan hara P pada Andisol menyebabkan tanah tidak mampu memenuhi
kebutuhan hara P untuk kopi.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan hara P
di Andisol adalah dengan memanfaatkan mikroorganisme penyedia fosfat dan
bahan organik yang berkualitas. Pemanfaatan mikroorganisme penyedia fosfat
pada Andisol sangat dibutuhkan untuk meningkatkan ketersediaan P-tanah bagi
kopi arabika. Mikroorganisme penyedia fosfat adalah mikroorganisme yang
mampu menyediakan P dalam bentuk yang dapat digunakan tanaman.
Mikroorganisme penyedia fosfat yang dapat digunakan untuk meningkatkan
ketersediaan P-tanah adalah mikroorganisme pelarut fosfat dan mikoriza
arbuskular.
Peningkatan ketersediaan hara P juga dapat dilakukan dengan penggunaan
bahan organik. Tithonia diversifolia dan kulit biji kopi berpotensi besar untuk
digunakan sebagai sumber bahan organik untuk mengatasi masalah P di Andisol.
Tujuan penelitian adalah: (1) menganalisis beberapa sifat kimia dan biologi
tanah Andisol pada kebun kopi arabika di kabupaten Bener Meriah, (2)
memperoleh mikroorganisme penyedia fosfat indegenous (mikroorganisme
pelarut fosfat dan mikoriza arbuskular) dari kebun kopi arabika yang mempunyai
kemampuan tinggi dalam meningkatkan ketersediaan hara P tanah Andisol di
kabupaten Bener Meriah, (3) menguji pengaruh pemberian mikroorganisme
penyedia fosfat terhadap ketersediaan P-tanah Andisol dan pertumbuhan bibit
kopi arabika di kabupaten Bener Meriah, (4) menguji pengaruh pemberian bahan
organik terhadap ketersediaan P-tanah Andisol dan pertumbuhan bibit kopi
arabika di kabupaten Bener Meriah, (5) menguji pengaruh interaksi pemberian
mikroorganisme penyedia fosfat dan bahan organik terhadap ketersediaan P-tanah
Andisol dan pertumbuhan kopi arabika di kabupaten Bener Meriah.
Penelitian dimulai Juli 2013 dan berakhir pada Desember 2015. Untuk
mencapai seluruh tujuan penelitian di desain 3 buah penelitian. Penelitian 1 (studi beberapa sifat kimia dan biologi tanah Andisol pada
kebun kopi arabika di kabupaten Bener Meriah). Tujuan penelitian adalah
untuk menganalisis beberapa sifat kimia dan biologi tanah Andisol di kebun kopi
arabika di kabupaten Bener Meriah. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bener
Meriah dengan menggunakan metode survei. Pengamatan di lakukan pada kebun
kopi yang terletak di ketinggian 1200-1400 m di atas permukaan laut masingmasing
pada kelerengan 0-3, 3-8, 8-15, 15-30, dan > 30%. Contoh tanah diambil
secara komposit pada kedalaman 0-30 cm pada daerah perakaran di bawah tajuk
kopi yang sehat yang berumur 10 tahun. Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif.
Penelitian 2 (Isolasi dan uji potensi mikroorganisme penyedia fosfat
dari kebun kopi arabika di kabupaten Bener Meriah). Tujuan penelitian
adalah untuk memperoleh mikroorganisme penyedia fosfat (mikroorganisme
pelarut fosfat dan mikoriza arbuskular) yang mempunyai kemampuan tinggi
dalam meningkatkan ketersediaan hara P-tanah Andisol Bener Meriah. Penelitian
ini dilakukan di Banda Aceh dan di Kabupaten Bener Meriah. Penelitian 2 ini
meliputi beberapa kegiatan yaitu: isolasi, uji potensi, identifikasi mikroorganisme,
dan identifikasi asam organik. Empat isolat unggul yang diperoleh dari penelitian
dua ini digunakan pada penelitian 3.
Penelitian 3 (uji pengaruh pemberian mikroorganisme penyedia fosfat
dan bahan organik terhadap ketersediaan P-tanah Andisol dan
pertumbuhan kopi arabika di kabupaten Bener Meriah). Tujuan penelitian
adalah (1) menguji pengaruh pemberian mikroorganisme penyedia fosfat terhadap
ketersediaan P-tanah Andisol dan pertumbuhan bibit kopi arabika di kabupaten
Bener Meriah, (2) menguji pengaruh pemberian bahan organik terhadap
ketersediaan P-tanah Andisol dan pertumbuhan bibit kopi arabika di kabupaten
Bener Meriah, (3) menguji pengaruh interaksi pemberian mikroorganisme
penyedia fosfat dan bahan organik terhadap ketersediaan P-tanah Andisol dan
pertumbuhan bibit arabika di kabupaten Bener Meriah.
Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan 6
ulangan. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari dua faktor. Faktor I adalah
pemberian mikroorganisme penyedia fosfat yang terdiri atas tanpa
mikroorganisme, Glomus sp., Kurthia sp., Corynebacterium sp., dan Listeria sp.
Faktor II adalah pemberian bahan organik yang terdiri atas T. diversifolia dan
kulit biji kopi. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis sidik ragam pada
taraf 5% menggunakan perangkat lunak SPSS versi 22. Jika perlakuan
berpengaruh nyata maka dilanjutkan ke Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf
5%.
Dosis mikroorganisme penyedia fosfat yang diberikan adalah:
mikroorganisme pelarut fosfat 1x109 SPK polybag-1 dan mikoriza arbuskular 10 g
propagul polybag-1. Sedangkan dosis bahan organik yang diberikan masingmasing
sebanyak 40 ton ha-1 tahun-1 (adalah 20 ton ha-1 atau 102 g polybag-1
setiap aplikasi)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah Andisol di lokasi penelitian
memiliki sifat kimia sebagai berikut: pH berkisar antara 5,7-6,6 (agak masamnetral),
kandungan P-tersedia berkisar antara 0,3-12,81 ppm (sangat rendah- tinggi), kandungan P-total berkisar antara 15,94-1246,7 ppm (rendah-sangat
tinggi) , jerapan P tanah berkisar antara 85,2-87,4 %, kandungan C-organik
berkisar antara 0,39-4,38 % (sangat rendah-tinggi), kandungan N berkisar antara
0,09-0,51 % (sangat rendah-tinggi), kandungan K-dd berkisar antara 0,17-0,52
cmol kg-1 (rendah-sedang). Tanah Andisol di lokasi penelitian memiliki sifat
biologi sebagai berikut: populasi mikroorganisme pelarut fosfat berkisar antara
3,2x104-4,5x104 SPK g-1, total mikroorganisme tanah berkisar antara 8,5x108-
9,9x108 SPK g-1, total spora mikoriza berkisar antara 1-33 spora 50 g-1, dan total
respirasi berkisar 8,6-9,9 mg C-CO2 kg-1 tanah.
Diperoleh empat mikroorganisme penyedia fosfat (tiga isolat
mikroorganisme pelarut fosfat dan satu mikoriza arbuskular) yang menonjol
kemampuannya dalam meningkatkan P-tersedia tanah dan kadar P di daun bibit
kopi yaitu isolat 27, 37, 58 dan 61.
Ketiga isolat mikroorganisme pelarut fosfat yang terpilih tergolong ke dalam
kelompok bakteri yang diklasifikasikan ke dalam genus Kurthia,
Corynebacterium, dan Listeria,. Satu mikoriza arbuskular yang terpilih
diklasifikasikan ke dalam genus Glomus.
Ke empat mikroorganisme penyedia fosfat yang terpilih yaitu Glomus sp.,
Kurthia sp., Corynebacterium sp., and Listeria sp semua menghasilkan asam
organik. Glomus sp. menghasilkan asam butirat, format dan oksalat. Kurthia sp.
menghasilkan asam suksinat, butirat, format dan oksalat. Corynebacterium sp.
menghasilkan asam suksinat, propionat, butirat, format, dan oksalat. Listeria sp
menghasilkan asam suksinat, propionat, butirat, format, oksalat dan sitrat.
Pemberian mikroorganisme penyedia fosfat meningkatkan P-tersedia tanah
Andisol, pertambahan tinggi, jumlah cabang primer, dan berat kering akar bibit
kopi arabika. Pemberian mikroorganisme penyedia fosfat juga meningkatkan
kadar N, P, K di daun bibit kopi arabika, populasi mikroorganisme pelarut fosfat
dan populasi total mikroorganisme di tanah, infeksi mikoriza di akar bibit kopi,
dan menurunkan jerapan P di tanah Andisol.
Pemberian Listeria sp. memberikan hasil yang tertinggi pada P-tersedia
tanah Andisol, pertambahan tinggi, jumlah cabang primer, dan bobot kering akar
bibit kopi arabika, kadar N, P, K di daun bibit kopi, populasi mikroorganisme
pelarut fosfat dan populasi total mikroorganisme di tanah tetapi memberikan hasil
terendah pada jerapan P di tanah Andisol.
Pemberian kulit biji kopi memberikan hasil yang lebih tinggi daripada T.
diversifolia pada P-tersedia tanah Andisol, pertambahan tinggi, dan bobot kering
akar bibit kopi arabika, kadar N, P, K di daun bibit kopi, populasi mikroorganisme
pelarut fosfat di tanah, tetapi memberikan hasil terendah pada jerapan P di tanah
Andisol.
Interaksi antara mikroorganisme penyedia fosfat dan bahan organik dapat
meningkatkan bobot kering akar bibit kopi arabika, kadar N dan P di daun bibit
kopi arabika. Interaksi antara Listeria sp. dan kulit biji kopi memberikan nilai
tertinggi terhadap bobot kering akar bibit kopi arabika, kadar N dan P di daun
bibit kopi arabika. | en_US |