• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Doctoral Dissertations (Linguistics)
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Doctoral Dissertations (Linguistics)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Translation Techniques of Cultural Elements in Anak Na Dangol Ni Andung: A Mandailing Folklore

    View/Open
    Fulltext (5.125Mb)
    Date
    2018
    Author
    Hasibuan, Zainuddin
    Advisor(s)
    Lubis, Syahron
    Saragih, Amrin
    Muchtar, Muhizar
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menemukan teknik penerjemahan yang diaplikasikan penerjemah dalam menerjemahkan teks folklor Mandailing Anak Na Dangol Ni Andung dalam bahasa Inggris, (2) menjelaskan bagaimana kualitas terjemahan dalam menerjemahkan teks Anak Na Dangol Ni Andung dalam bahasa Inggris, dan (3) mengelaborasi mengapa teknik penerjemahan tersebut digunakan untuk menerjemahkan teks tersebut. Penelitian ini berorientasi pada analisis terjemahan menggunakan teori Newmark (1988) untuk menganalisis teknik terjemahan dan untuk mengetahui bagaimana teknik penerjemahan yang digunakan terhadap kualitas terjemahan penulis menggunakan parameter yang diterapkan oleh Nababan (2012). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengkaji data yang berasal dari sumber data dokumen, maupun dari informan kunci. Temuan penelitian yang diterapkan dalam menerjemahkan teks Anak Na Dangol Ni Andung dalam bahasa Inggris adalah sebagai berikut: Pertama, di dalam penelitian ini teridentifikasi bahwa tiga batasan penelitian yang dianalisis: istilah budaya, perumpamaan dan idiom memiliki empat teknik penerjemahan yaitu teknik penerjemahan tunggal, teknik kuplet, teknik triplet dan teknik kwartet. Istilah budaya sebagai batasan penelitian yang pertama memiliki 7 varian teknik penerjemahan, penerjemahan harfiah sebanyak 16 data, peminjaman murni sebanyak 11 data, penambahan sebanyak 5 data, deskripsi sebanyak 3 data, pengurangan sebanyak 2 data, teknik amplifikasi dan substitusi masing – masing sebanyak 1 data. Perumpamaan sebagai batasan penelitian yang kedua memiliki 10 varian teknik penerjemahan, teknik penerjemahan harfiah sebanyak 25 data, modulasi sebanyak 21 data, peminjaman murni dan transposisi masing – masing sebanyak 12 data, penambahan sebanyak 7 data, pengurangan sebanyak 6 data, amplifikasi dan komposisi masing – masing sebanyak 2 data, deskripsi dan fonologis masing – masing 1 data. Idiom sebagai batasan penelitian yang ketiga memiliki 7 varian teknik penerjemahan, teknik penerjemahan modulasi sebanyak 14 data, penerjemahan harfiah dan transposisi masing – masing sebanyak 7 data, penambahan sebanyak 6 data, peminjaman murni sebanyak 3 data, pengurangan sebanyak 2 data dan deskripsi sebanyak 1 data. Kedua, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa dalam menerjemahkan teks Anak Na Dangol Ni Andung dalam bahasa Inggris ditemukan dua teknik penerjemahan yaitu teknik tunggal 15,5%, dan teknik ganda 84,5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 48,5% data merupakan terjemahan yang akurat dan 51,5% terjemahan yang kurang akurat. Sementara itu, 64,1% berterima dan 35,9% kurang berterima. Dari aspek keterbacaannya, 68% mempunyai tingkat keterbacaan tinggi dan 32% tingkat keterbacaan sedang. Dari 103 data sumber yang dianalisis, teridentifikasi bahwa kualitas terjemahan merupakan terjemahan yang akurat, berterima dan mempunyai tingkat keterbacaan tinggi. Ketiga, alasan teknik penerjemahan digunakan dengan cara teknik tersebut. Pertama, penerjemah adalah mahasiswa S2 memiliki keterbatasan pengetahuan khususnya dalam materi penerjemahan. Mahasiswa yang masih belajar khususnya belajar terjemahan seharusnya memiliki pengaruh terhadap kualitas terjemahan dimana penerjemah menerjemahkan kata per kata dari teks sumber. Kemudian menyadarinya bahwa dalam menerjemahkan teks tersebut tidak selamanya cocok dengan teks sasaran. Terjemahannya bergeser ke teknik modulasi dimana teks sumber yang memiliki aspek budaya bisa teratasi. Kedua teknik yang digunakan belum juga memadai dalam kualitas terjemahan, sehingga yang menjadi solusi terakhir penerjemah menggunakan teknik peminjaman. Hal inilah yang menyebabkan hadirnya teknik kuplet dan triplet. Kedua, teknik penerjemahan harfiah digunakan lebih banyak oleh penerjemah karena pada umumnya para pemakai bahasa lebih banyak memakai makna literal dalam menceritakan folklor daripada memakai makna non literal. Hasil terjemahan teks yang memakai teknik harfiah makna bisa tersampaikan tetapi tidak berterima dalam budaya bahasa sasaran. Teknik modulasi digunakan karena teks sumber memiliki sudut pandang yang berbeda dengan teks sasaran tetapi memiliki tujuan yang sama dalam menyampaikan pesan karena adanya perbedaan budaya diantara kedua bahasa tersebut. Sementara teknik peminjaman digunakan penerjemah karena tidak ditemukannya padanan kata yang sesuai dalam teks sasaran sama sekali.
     
    The purposes this study are to (1) find out translation techniques applied by the translator in translating Mandailing Folklore Anak Na Dangol Ni Andung into English, (2) explain the quality of translation in translating Anak Na Dangol Ni Andung into English, and (3) elaborate the reason for applying the translation techniques in the way they are. This research is oriented on the analysis of translation by using Newmark‟s theory (1988) to analyze the translation techniques and to know how the translation techniques used in the quality of the translation as applied by Nababan (2012). This study applies descriptive approach to assess data with documents and key informants as source of data. The research findings identifies that three research scopes are analyzed: cultural terms, proverbs and idioms have four translation techniques namely single translation technique, couplet technique, triplet technique and quartet technique. Cultural terms as the first research scope has 7 variants of translation techniques: literal translation which consists of 16 data, pure borrowing 11 data, addition 5 data, description 3 data, 2 data reduction, amplification technique and substitution both of them consisits of 1 data . Proverbs as the second research scope has 10 variants of translation techniques: literal translation techniques which consists of 25 data, 21 data for modulation, pure borrowing and transposition each of them 12 data, addition 7 data, subtraction 6 data, amplification and composition 2 data respectively, description and phonological both of them has 1 data. Idioms as the third research scope has 7 variants of translation techniques: modulation translation technique consisting of 14 data, literal translation and transposition each of them 7 data, addition 6 data, pure borrowing consists of 3 data, 2 data for reduction technique and description 1 data . Second, this research also finds that in translating all of data which consists of 103 data sources discovered the existence of two technique, namely single technique is 15.5 % and double technique is 84.5%. The result shows that 48.5% of data is accurate and 51.5% is less accurate, 64.1% of data is acceptable and 35.9% is less acceptable, 68% of data has high readability and 32% has medium redability. The results of this research identifies that the quality of the translation is less accurate, acceptable and has a high degree of readability. Third, the reason for applying the techniques used in the way they are: firstly, the translator is a student of postgraduate program which has limitation of knowledge especially in translation subject. The translators are mostly students mainly i.e. students of translation. This should have effect on the quality of translation which the translator schematically copy the source text. Then it is realized that the translation does not fit into target text list. Therefore, they shift to modulation where cultural aspect can be solved. However, the two techniques used do not cope with the quality of translation. As a final solution they apply borrowing. This is given rises to the couplet and triplet technique. Secondly, literal translation is used by the translator because many people generally use literal meaning more in telling something in folklore than non literal meaning. Translating a text by using literal translation technique may show the result that the meaning is accurate but less acceptable based on the culture of target text. Modulation technique is used by the translator because the source text and target text have a different background in meaning to inform a message because of the different culture of each of them. While pure borrowing technique is used by the translator because there is no any equivalent of words found in the target text at all.

    URI
    http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/21512
    Collections
    • Doctoral Dissertations (Linguistics) [152]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara - 2025

    Universitas Sumatera Utara

    Perpustakaan

    Resource Guide

    Katalog Perpustakaan

    Journal Elektronik Berlangganan

    Buku Elektronik Berlangganan

    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV