Analisa Permasalahan dan Potensi Transit Oriented Development pada Kawasan Stasiun Besar Kereta Api Medan
View/ Open
Date
2016Author
Suparyono, Samuel Eka Saputra
Advisor(s)
Delianur, Achmad
Talarosha, Basaria
Metadata
Show full item recordAbstract
The problem of traffic jam is very common in big cities. One of the alternatives to solves it is by adapting a transit oriented development concept as it has been applied in some developed countries which are known as Transit Oriented Development (TOD).
Medan Railroad Station is located in the strategic location in Medan: the centers of economic activity, government,offices, health and entertainment. The use of land in the vicinity of the Railroad Station develops to be mix use, but actually its integrated system has not been established, either in vehicle movement or in people, which give comfort and facility for road users and pedestrians.
When TOD is implemented in Medan Railroad Station, it is expected that this area has the potency as follow: a) the performance of road network in the vicinity of this area run smoothly as the result of the decrease in the use of private vehicle, the availability of facility for facilitating the movement of transportation mode, parking prohibition along Jalan Station Besar Medan and Jalan Jawa; the availability of adequate parking place, the availability drop off lanes in the front and in the back of the Station, the availability of convenient facility for pedestrians, either sidewalks or overpasses which are integrated with Mall Center point, Murni Teguh Hospital, Station, and bus stops in order to encourage pedestrian’s interest, b) The center of activities in this area is designed for being able to connect with the convenient facility for pedestrians so that people will reduce their using private vehicles, and c) the availability of new open spaces in this area as the facility for socialization.
In order to realize these potencies, the implementation of the TOD concept in Medan Railroad Station has some problems as follows: a) to decrease the use of private vehicles, and one of them is by increasing people’s interest in using public transportation such as railroads, buses, and urban transportation; therefore, public transportation performance and its supporting facilities should be inceased; b) the limited availability of vacant land and state land for parkinglots and open spaces for people, c) land conversion from open spaces to developed areas, and d) for implementing TOD concept, large amount of fund is needed; therefore, collaboration between the government and private sectors as investors as also needed. Permasalahan kemacetan merupakan permasalahan umum yang terjadi di Kota Medan. Dalam upaya mengatasi permasalahan tersebut, salah satu alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah mengadaptasi sebuah konsep pembangunan berbasis transit seperti yang telah diterapkan di beberapa Negara maju yang dikenal dengan pembangunan kawasan berbasis transit atau Transit Oriented Development (TOD).
Stasiun Besar Kereta Api Medan terletak di kawasan strategis Kota Medan, yaitu pada pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan, perkantoran, kesehatan dan hiburan. Penggunaan lahan di kawasan di sekitar Stasiun berkembang menjadi lahan campuran, tetapi secara nyata belum terbentuk suatu sistem yang saling terintegrasi baik pergerakan kendaraan maupun orang yang memberikan rasa nyaman dan kemudahan bagi pengguna jalan dan pejalan kaki.
Bila TOD diterapkan di kawasan stasiun besar kereta api Medan, maka diharapkan kawasan tersebut memiliki potensi sebagai berikut: a) Kinerja jaringan jalan di sekitar kawasan tersebut lancar sebagai dampak dari menurunnya penggunaan kendaraan pribadi; penyediaan fasilitas untuk kemudahan perpindahan antar moda transportasi; larangan parkir di sepanjang Jalan Stasiun Besar Kota Medan dan Jalan Jawa; penyediaan gedung parkir yang memadai; penyediaan fasilitas lajur drop off pada bagian depan dan belakang stasiun; penyediaan fasilitas pejalan kaki yang nyaman baik berupa trotoar dan jembatan penyeberangan yang terintegrasi untuk mendorong minat masyarakat berjalan kaki. b) Pusat-pusat kegiatan pada kawasan tersebut dirancang dapat saling terhubung dengan fasilitas pejalan kaki yang nyaman, sehingga masyarakat yang beraktifitas pada kawasan tersebut dapat membatasi penggunaan kendaraan pribadi. c) Tersedianya ruang terbuka umum yang baru pada kawasan tersebut sebagai fasilitas bersosialisasi bagi masyarakat.
Untuk mewujudkan potensi tersebut diatas, penerapan konsep TOD pada Kawasan Stasiun Besar Kota Medan ini memiliki permasalahan, antara lain : a) Untuk menurunkan penggunaan kendaraan pribadi, salah satunya dengan meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan umum baik kereta api, bus dan angkutan kota. Diperlukan peningkatan pelayanan/performa angkutan umum beserta penyediaan fasilitas pendukungnya; b) Terbatasnya ketersediaan lahan kosong dan lahan milik pemerintah untuk penyediaan lahan parkir dan ruang terbuka umum; c) Terjadinya alih fungsi lahan dari ruang terbuka menjadi kawasan terbangun; d) Untuk penerapan konsep TOD ini diperlukan anggaran biaya yang cukup besar, diperlukan kerjasama antara Pemerintah dan Pihak Swasta sebagai investor.
Collections
- Master Theses [252]