Show simple item record

dc.contributor.advisorMuliadi, Yuddi Adrian
dc.contributor.authorPratama, Algis
dc.date.accessioned2019-12-04T01:54:20Z
dc.date.available2019-12-04T01:54:20Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/21577
dc.description.abstractDalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan moral dan etika. Moral dan etika tidak mungkin dilepaskan dari kehidupan manusia. Moral menuntun manusia pada sebuah perbuatan yang akan dilakukan. Moral adalah hal yang memisahkan baik atau buruk. Moral dan etika yang menentukan apakah sebuah perbuatan itu baik ataupun buruk bagi manusia dan lingkungan sekitar. Di dalam kehidupannya manusia harus memiliki moral. Moral berperan untuk menentukan posisi seorang manusia di dalam lingkungan masyarakat. Jika seseorang memiliki moral, maka orang tersebut akan dihormati. Sebaliknya, jika seseorang tidak memiliki moral, maka orang tersebut tidak akan dihormati dan dianggap buruk. Dalam kaitannya dengan bahasa Jepang, khususnya di dalam masyarakat Jepang, masyarakat Jepang menggunakan nilai moral yang tinggi dalam kehidupan. Hal tersebut bisa terlihat dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya perilaku membuang sampah, bersih-bersih, budaya antri yang tertib, menghormati alam dan lingkungan sekitar. Nilai moral tersebut sudah tertanam dalam diri masyarakat Jepang sejak masih anak-anak. Di Jepang terdapat tiga dasar moral yang digunakan di masyarakat. Dasar moral tersebut adalah Konfusianisme, Buddhisme, dan Shintoisme. Ketiga dasar moral tersebut telah menjadi dasar moral yang kuat dan telah menjadi landasan bagi kehidupan masyarakat Jepang. Ketiganya merupakan ajaran hidup, agama, dan sistem kepercayaan yang menuntun masyarakat Jepang di dalam kehidupan. Dasar moral tersebut digunakan masyarakat Jepang sebagai dasar moral untuk menentukan baik atau buruk tindakan yang akan dilakukan. Penulis menggunakan pendekatan moral dalam penelitian ini. Moral sastra adalah kajian sastra yang menggunakan karya sasta sebagai cara untuk menyampaikan pesan-pesan moral kepada para pembacanya. Pendekatan moral ini berasal dari pemikiran bahwa suatu karya sastra dianggap sebagai sebuah hal yang paling penting. Dalam pembinaan moral pribadi atau masyarakat yang biasanya bisa diartikan sebagai norma yang digunakan di masyarakat. Norma bisa berasal dari budaya atau konsep-konsep religi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep moral masyarakat Jepang dan mengatahui dasar moral yang berasal dari ajaran Konfusianisme, Buddhisme, dan Shintoisme diungkapkan melalui para tokoh cerita dalam novel “Ginko” karya Jun‟ichi Watanabe. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, data disajikan dengan menggunakan metode kepustakaan (library research). Sumber data diambil dari novel Ginko karya Jun‟ichi Watanabe. Novel Ginko merupakan novel populer yang telah terjual satu juta eksemplar di Jepang. Novel dengan judul asli Hanauzumi ini merupakan novel menyentuh tentang dokter perempuan pertama di Jepang. Penulis memilih novel sebagai sumber data dikarenakan novel merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung cerita yang berhubungan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, di dalam novel yang penulis gunakan terdapat dasar moral masyarakat Jepang yang sangat bermanfaat untuk diketahui pembelajar bahasa Jepang. Hasil kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, Moral yang berasal dari ajaran Konfusianisme adalah moral gorin yang berarti lima dasar hubungan antara sesama manusia. Hubungan antara majikan dan pelayan (Kun-Shu), hubungan antara orang tua dan anak (Oya-Ko), hubungan antara suami dan istri (Fu-Fu), hubungan antara suadara yang lebih tua dan saudara yang lebih muda (Ani-Ototo), dan hubungan antara orang yang sederajat (Nakama). Moral yang berasal dari ajaran Buddhisme adalah moral yang menanamkan budaya malu untuk berhutang kepada orang lain. Kemudian, Moral yang berasal dari ajaran Shintoisme adalah pandangan akan suatu hal yang suci dan kotor. Ajaran Shinto menganggap bahwa roh merupakan sesuatu yang suci, sedangkan darah dan mayat merupakan sesuatu yang kotor.en_US
dc.description.abstract日常の生活の中で、人間は道徳と倫理を使っている。道徳と倫理 は人間の生活から無理に切り離れた。道徳は行導を導く。道徳は良いとか 悪いを分けることである。道徳と倫理が人間と環境にとって、良いとか悪 い行動を決定する。道徳は社会における人間の位置を決定する上で役割を する。人が道徳を持っていれば、その人は尊敬される。反対に人が道徳を 持っていなければ、その人は尊敬されず、悪いと考えられた。 日本語との関係において、特に日本社会において、日本社会は生 活に高い道徳の価値を使用する。そのことは日常の生活で反映されると見 られる。例えば、ゴミを捨てること、掃除すること、整然的に並んで文 化、自然と周りの環境を尊重する。その道徳の価値は子供の頃から日本社 会に埋め込まれた。日本には社会に使用される道徳が3つがある。それは 儒教と仏教と神道である。その道徳は強い道徳の基盤になり、日本社会の 生活の基盤になった。それは人生の教え、宗教、そして日本社会の生活の 中で導く信念体系である。その道徳の基盤はするべき悪い行動か良い行動 を決定するための道徳の基盤として日本社会によって使用される。 筆者はこの研究で道徳方法を使用している。道徳の方法は読者に 道徳のメッセージを伝えるための方法として文学を使っている文学研究。 この道徳のアプローチは、文学作品は重要なものと考えられているという 考えからきている。社会に使用される規範として、普通に通訳できる社会 や個人の道徳の形成において。規範は文化や宗教的概念から来られる。 この研究の目標は日本社会の道徳の概念を知ることであリ、渡辺 淳一の作品の「GINKO」の小説にあるキャラクター達に通じて表明され た儒教や仏教や神道に由来する概念の底を知ることである。この研究は記 述的な方式を使用し、データは図書館方式を使用して提供された。データ の資源が渡辺淳一の作品の「GINKO」の小説に取られた。「GINKO」の 小説は日本で百万冊を売った有名な小説である。このハナズミという本題 の小説は日本に最初の女性の医者について感動させる小説である。筆者はデータの資源として小説を選ぶのは小説が日常の生活に近 い関係話を持っていた作品としてである。その他、筆者が使っている小説 には日本語を勉強している人達にとって有利な日本社会の道徳の基盤があ るからである。 この研究の結論の結果は、儒教に由来する道徳は五つのゴリンの 道徳という人間同士の間の関係の基盤であり、雇用者と給仕の関係「君主 」や両親と子供の関係「親子」や夫と妻の関係「夫婦」や年上と年下の肉 親の関係「兄弟」や同じ同士の関係である。仏教に由来する道徳は他人に 負債を持っている内気の文化を栽培する道徳である。そして、神道に由来 する道徳は神聖と汚い事の意見である。神道の教義は魂が神聖なものだが 、血と死体が汚いものと判断する。それで女性から血を表すという「生理 」をするので、女性も汚いものと判断する。en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectGinkoen_US
dc.titleAnalisis Moral Masyarakat Jepang dalam Novel “Ginko” Karya Jun’ichi Watanabeen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM170722005
dc.description.pages87 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record