dc.description.abstract | Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan moral dan etika.
Moral dan etika tidak mungkin dilepaskan dari kehidupan manusia. Moral
menuntun manusia pada sebuah perbuatan yang akan dilakukan. Moral adalah hal
yang memisahkan baik atau buruk. Moral dan etika yang menentukan apakah
sebuah perbuatan itu baik ataupun buruk bagi manusia dan lingkungan sekitar. Di
dalam kehidupannya manusia harus memiliki moral. Moral berperan untuk
menentukan posisi seorang manusia di dalam lingkungan masyarakat. Jika
seseorang memiliki moral, maka orang tersebut akan dihormati. Sebaliknya, jika
seseorang tidak memiliki moral, maka orang tersebut tidak akan dihormati dan
dianggap buruk.
Dalam kaitannya dengan bahasa Jepang, khususnya di dalam masyarakat
Jepang, masyarakat Jepang menggunakan nilai moral yang tinggi dalam
kehidupan. Hal tersebut bisa terlihat dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya perilaku membuang sampah, bersih-bersih, budaya antri yang tertib,
menghormati alam dan lingkungan sekitar. Nilai moral tersebut sudah tertanam
dalam diri masyarakat Jepang sejak masih anak-anak. Di Jepang terdapat tiga
dasar moral yang digunakan di masyarakat. Dasar moral tersebut adalah
Konfusianisme, Buddhisme, dan Shintoisme. Ketiga dasar moral tersebut telah
menjadi dasar moral yang kuat dan telah menjadi landasan bagi kehidupan masyarakat Jepang. Ketiganya merupakan ajaran hidup, agama, dan sistem
kepercayaan yang menuntun masyarakat Jepang di dalam kehidupan. Dasar moral
tersebut digunakan masyarakat Jepang sebagai dasar moral untuk menentukan
baik atau buruk tindakan yang akan dilakukan.
Penulis menggunakan pendekatan moral dalam penelitian ini. Moral
sastra adalah kajian sastra yang menggunakan karya sasta sebagai cara untuk
menyampaikan pesan-pesan moral kepada para pembacanya. Pendekatan moral
ini berasal dari pemikiran bahwa suatu karya sastra dianggap sebagai sebuah hal
yang paling penting. Dalam pembinaan moral pribadi atau masyarakat yang
biasanya bisa diartikan sebagai norma yang digunakan di masyarakat. Norma bisa
berasal dari budaya atau konsep-konsep religi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep moral
masyarakat Jepang dan mengatahui dasar moral yang berasal dari ajaran
Konfusianisme, Buddhisme, dan Shintoisme diungkapkan melalui para tokoh
cerita dalam novel “Ginko” karya Jun‟ichi Watanabe. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif, data disajikan dengan menggunakan metode kepustakaan
(library research). Sumber data diambil dari novel Ginko karya Jun‟ichi
Watanabe. Novel Ginko merupakan novel populer yang telah terjual satu juta
eksemplar di Jepang. Novel dengan judul asli Hanauzumi ini merupakan novel
menyentuh tentang dokter perempuan pertama di Jepang. Penulis memilih novel sebagai sumber data dikarenakan novel merupakan
sebuah karya yang didalamnya terkandung cerita yang berhubungan dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Selain itu, di dalam novel yang penulis gunakan terdapat
dasar moral masyarakat Jepang yang sangat bermanfaat untuk diketahui
pembelajar bahasa Jepang.
Hasil kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, Moral yang berasal dari
ajaran Konfusianisme adalah moral gorin yang berarti lima dasar hubungan antara
sesama manusia. Hubungan antara majikan dan pelayan (Kun-Shu), hubungan
antara orang tua dan anak (Oya-Ko), hubungan antara suami dan istri (Fu-Fu),
hubungan antara suadara yang lebih tua dan saudara yang lebih muda (Ani-Ototo),
dan hubungan antara orang yang sederajat (Nakama). Moral yang berasal dari
ajaran Buddhisme adalah moral yang menanamkan budaya malu untuk berhutang
kepada orang lain. Kemudian, Moral yang berasal dari ajaran Shintoisme adalah
pandangan akan suatu hal yang suci dan kotor. Ajaran Shinto menganggap bahwa
roh merupakan sesuatu yang suci, sedangkan darah dan mayat merupakan sesuatu
yang kotor. | en_US |