dc.description.abstract | Skripsi ini membahas tentang analisis penggunaan dan nuansa makna pada
verba Shimeru dan Tojiru. Di dalam bahasa Jepang terdapat banyak kata yang
memiliki makna yang sama. Dua buah kata atau lebih yang mempunyai makna
yang sama, bisa dikatakan sebagai kata yang bersinonim. Dalam semantik dua
buah ujaran yang bersinonim tidak akan sama persis. Hal ini terjadi karena
berbagai faktor, diantaranya nuansa makna. Misalnya pada kata shimeru dan tojiru
dalam bahasa Jepang memiliki makna “menutup”, karena ada kemiripan makna
maka disebut bersionim. Akan tetapi, meskipun bersinonim, hanya pada konteks
tertentu saja, karena tidak ada sinonim yang semuanya sama persis, dalam konteks
atau situasi tertentu pasti akan ditemukan suatu perbedaannya meskipun sedikit.
Hal ini membuat kesulitan mahasiswa Bahasa Jepang mengalami kesulitan dalam
membedakannya
Tujuannya untuk membantu mahasiswa Bahasa Jepang dengan cara
mendeskripsikan fungsi dan makna verba shimeru dan tojiru dalam kalimat
Bahasa Jepang. Selain itu untuk mendeskripsikan perbedaan nuansa makna pada
verba shimeru dan tojiru. Disini teori yang diguakan adalah teori semantik.
Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti. Teori makna yang
digunakan adalah teori kontekstual yaitu makna sebuah leksem atau kata yang
berada dalam satu konteks dan makna konteks dikaitkan dengan situasinya, yaitu
waktu, tempa dan lingkungan penggunaan bahasa itu. Dan juga digunakan teori
fungsi yaitu hubungan antarsatu satuan dengan unsur-unsur gramatikal. leksikal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu
metode penelitian yang bertujuan untuk membuat gamabaran sistematis, factual,
dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada. Dan metode penelitian pustaka yaitu
teknik mengumpulkan yang dilakukan dengan cara mengumpulakan buku-buku
atau artikel yang ada hubungannya dengan topic pembahasan penelitian.
Untuk masing-masing verba omou dan tojiru dibahas 5 kalimat yang
terdapat dalam novel yang berjudul Ayakashi Onsen gai, Aki Kuni dan Destiny
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh beberapa pakar linguistik yang
berkaitan dengan verba tersebut. Diantaranya Menurut Morita (1962:448)dan
Ueda (1988:1022), verba shimeru menyatakan aktivitas menutup pintu dan
jendela yang semula terbuka menjadi tertutup. Menurut Ueda (1998:1210) verba
tojiru bermakna “Menutup, menguncup, memejamkan, pindah bergerak dan
menutupi atau mengambil tempat sehingga bagian benda yang tertutup itu tidak
terlihat dan tidak dapat dilalui atau perbuatanyang menimbulkan terjadinya hal
semacam itu“. Verba tojiru juga digunakan untuk menyatakan tertutupnya suatu
benda secara otomatis.
Contoh
Shimeru
1) 店員が店を閉めていたとき、突然ダイナマイトのような爆発物を持
った男が押し入る。
2) 部屋の中にいるのならドアが閉まっているはずだ。
Tojiru 1) 限界が来た花梨もゴーニャの寝顔を見ながら腕を枕にし、瞼がゆっ
くりと閉じていき夢の世界へと落ちていった。
2) 一人になったその部屋で、男は瞳を軽く閉じる。
Pada kalimat (1) dan (2) verba shimeru sudah tepat. Menurut Ueda dan
morita verba shimeru menyatakan aktivitas menutup pintu dan jendela yang
semula terbuka menjadi tertutup.
Pada kalimat (1) dan (2) verba tojiru sudah tepat. Menurut Ueda verba
tojiru bermakna “Menutup, menguncup, memejamkan, pindah bergerak dan
menutupi atau mengambil tempat sehingga bagian benda yang tertutup itu tidak
terlihat dan tidak dapat dilalui atau perbuatanyang menimbulkan terjadinya hal
semacam itu“.Verba tojiru juga digunakan untuk menyatakan tertutupnya suatu
benda secara otomatis.
Hasil yang didapat bahwa sanya verba shimeru dan tojiru memiliki
persamaan yaitu Verba shimeru dan tojiru sama-sama digunakan untuk jenis
obyek yang apabila ditutup menjadi tidak dapat dilalui dan tidak terlihat dari luar.
Keduanya juga bisa digunakan untuk menyatakan aktivitas menutup sesuatu
dengan penutupnya. Verba shimeru dan tojiru dapat dipakai untuk menyatakan
aktivitas menghentikan atau menutup usaha niaga. Tetapi perbedaannya shimeru
bisa berarti tutup selamanya atau yang bisa dapat di buka kembali.
Selain itu juga terdapat perbedaan dari verba shimeru dan tojiru yaitu
Shimeru hanya mempunyai satu padanan arti saja dalam bahasa Indonesia, yaitu
’menutup’. Sedangkan tojiru bisa bermakna ’menutup, memejamkan, menguncup, selesai dan diam’ dalam bahasa Indonesia. Jenis obyek yang dapat digunakan oleh
verba shimeru adalah benda yang proses menutupnya tidak otomatis atau
membutuhkan peran subyek (manusia), dan tidak bisa digunakan untuk anggota
badan. Sementara tojiru bisa menggunakan jenis obyek yang menutupnya otomatis
maupun dengan bantuan subyek. Selain itu, bisa juga digunakan untuk jenis obyek
yang berupa anggota badan, seperti mata dan mulut. Jenis verba shimeru adalah verba
transitif (tadooshi), yaitu jenis verba yang membutuhkan obyek dan sebagian besar
menyatakan kegiatan. Sedangkan verba tojiru termasuk verba transitif (tadooshi) dan
juga verba intransitif (jidooshi), sehingga bisa menyatakan kegiatan maupun keadaan.
Verba shimeru juga dapat digunakan untuk ungkapan yang bermakna tidak mudah
percaya. Dalam situasi dan kondisi terentu verba shimeru dan tojiru dapat saling
menggantikan. | en_US |