dc.description.abstract | Setiap kulit sehat memiliki risiko mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor mekanis, bahan kimia, vaskular, infeksi, alergi, inflamasi, penyakit sistemik, dan luka bakar. Kerusakan mekanis disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu shear (lipatan), pressure (tekanan), friction (gesekan), bahan kimia, iskemia (kekurangan oksigen), dan neuropati (mati rasa). Kerusakan mekanis pada kulit menyebabkan terjadinya luka (Arisanty, 2013). Tekanan adalah menekan dengan kekuatan kebawah pada area yang diberikan, jika tekanan melawan jaringan lunak lebih besar dari tekanan darah intrakapiler (sekitar 32 mmHg) kapiler dapat tersumbat dan jaringan bisa rusak sebagai akibat hipoksia (Carpenito, 1995). Perawatan kulit yang tidak terencana dan konsisten dapat mengakibatkan terjadinya gangguan integritas kulit. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit yang terencana dan konsisten. Perawatan kulit yang tidak terencana dan konsisten dapat mengakibatkan terjadinya gangguan integritas kulit (Hoff, 1989 dalam Potter & Perry, 2005).
Gangguan integritas kulit dapat diakibatkan oleh tekanan yang lama, iritasi kulit atau imobilisasi dan berdampak akhir timbulnya luka dekubitus. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh dengan urutan dan waktu yang biasa. Selanjutnya gangguan ini terjadi pada individu yang berada diatas kursi atau diatas tempat tidur ataupun individu yang mengalami kesulitan makan sendiri,serta mengalami gangguan tingkat kesadaran. Luka tekan mengganggu proses pemulihan pasien, mungkin juga diikuti komplikasi dengan nyeri dan infeksi sehingga menambah panjang lama perawatan, bahkan adanya
luka tekan menjadi penanda buruk prognosis secara keseluruhan dan mungkin
berkontribusi terhadap mortalitas pasien. Ada tiga area intervensi keperawatan utama mencegah terjadinya dekubitus yaitu: perawatan kulit yang meliputi higienis dan perawatan kulit topikal, pencegahan mekanik dan pendukung untuk permukaan yang meliputi pemberian posisi dan penggunaan tempat tidur serta kasur terapeutik, dan pendidikan yang mempegaruhi pengetahuan perawat dalam pencegahan terjadinya dekubitus (Potter & Perry, 2005).
Dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti di ruangan Kenanga 1 RSU Pirngadi Medan, peneliti merasa hal ini penting untuk diteliti karena dari data yang diperoleh oleh peneliti di lapangan masih banyak perawat yang mengabaikan hal ini, karena biasanya dekubitus merupakan komplikasi dari penyakit utama yang diderita pasien khususnya pasien-pasien imobilisasi. Perawat akhirnya lebih fokus memberikan tindakan keperawatan pada diagnosa utama, akibatnya perawatan dekubitus tersebut menjadi terabaikan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti upaya perawat untuk mencegah terjadinya luka dekubitus dalam persepsi pasien yang mengalami Close Fraktur Tibia-Febula di ruangan Kenanga 1 RSU Pirngadi Medan. | en_US |