dc.description.abstract | Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat gambaran pemikiran, sikap, budaya, agama, suasana, ideologi, politik dan seluruh pandangan hidup masyarakat terhadap alam sekitar. Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam permasalahan sosial yang biasanya memberikan pengaruh dan tercermin di dalam karya sastra.
Hampir di setiap negara novel juga menceritakan tentang masalah sosial. Salah satunya adalah novel yang berjudul Hikikomori-chan karya Ghyna Amanda yang banyak menceritakan kehidupan sosial. Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang remaja yang melakukan hikikomori. Hikikomori adalah seseorang yang menutup diri dan menarik diri dari lingkungan sekitar. Remaja ini melakukan hikikomori dikarenakan Ibunya meninggal empat tahun yang lalu. Dia tidak melakukan interaksi kepada siapapun, bahkan dengan keluarganya. Semua aktivitasnya dilakukan didalam kamar dan tidak keluar sedikitpun. Di dalam kamar yang ia lakukan setiap hari adalah berbaring di tempat tidur, mendengarkan musik, membaca, dan lain-lain. Setelah Ibunya meninggal, ia tinggal dengan saudara tirinya.
Pada suatu hari, saat saudara tirinya sudah tidak tinggal bersamanya, seorang pria asing datang kerumahnya. Pria asing itu mengaku sebagai ayahnya. Kehadiran Ayahnya tersebut membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Karena keperdulian yang diberikan Ayahnya, ia mulai berinteraksi lagi.
Novel ini menyampaikan pesan bahwa kita harus perduli terhadap keluarga atau orang terdekat. Seperti yang dialami Raisa yang merasa dirinya sendirian. Ia merasa semua orang mengabaikan dirinya. Sehingga ia makin larut dalam kesedihan dan terus mengurung diri. Penulis tertarik untuk membahas novel ini. Karena novel ini mengungkapkan fenomena sosial yang ada di Jepang. Sehingga penulis mengkaji dari segi sosial.
Untuk membahas hal tersebut, maka diperlukan pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan disebut sosiologi sastra. Sosiologi sastra merupakan “cermin” yang menggambarkan kehidupan sosial masyarakat. Setelah dianalisis berdasarkan kajian sosiologisnya, maka dapat diketahui perilaku apa yang dilakukan oleh seorang hikikomori dan perubahan yang terjadi pada pelaku tokoh utama setelah melakukan hikikomori.
Perilaku hikikomori di dalam novel ini dapat ditunjukkan dengan beberapa cuplikan. “Aku punya satu tumbler besar berisi air, tiga buah roti, beberapa bungkus camilan, dan diriku sendiri di dalam kamar ini. Semua itu untuk jatah beberapa hari”, adalah salah satu cuplikan dari cuplikan tersebut yang dapat diketahui bahwa perilaku yang dilakukan pelaku adalah hikikomori. Untuk melihat perubahan yang dialami tokoh utama setelah melakukan hikikomori adalah “Setelah Ayah dan Takumi tinggal di rumah ini, aku memang jadi jarang menghabiskan waktuku sendiri di kamar.Aku lebih banyak duduk diruang tengah, menonton televisi, memainkan game, membaca manga”, dari cuplikan tersebut terlihat bahwa tokoh utama telah mengalami perubahan. Ia sudah berinteraksi kembali dengan keluarganya dan sudah tidak mengurung diri lagi. Dari novel Hikikomori-Chan ini dapat dilihat bahwa seseorang yang melakukan hikikomori dapat disembuhkan. Pihak keluarga seperti Ayah dan kakaknya, sangat berperan penting untuk mengobati hikikomori tersebut. Novel “Hikikomori-chan” karya Ghyna Amanda Putri merupakan novel yang benar-benar merefleksikan kehidupan nyata masyarakat Jepang yang melakukan hikikomori. Namun butuh proses yang cukup sabar untuk membuat pelaku hikikomori mau berinteraksi kembali. | en_US |