dc.description.abstract | Negara Jepang merupakan Negara yang memiliki perekonomian nomer dua terbesar setelah Amerika Serikat. Kerja sama industri-pemerintah, etika kerja yang kuat, dan menjadi pemimpin teknologi telah membantu Jepang mengembangkan posisi ekonomis hingga saat ini.
Namun, pertumbuhan ekonomi Jepang jatuh antara tahun 1986 hingga tahun 1990. Hal ini meninggalkan bekas yang mendalam dalam pemerintahan Jepang. Yang pertumbuhan ekonominya yang kecil selama tahun 1990-an. Akibatnya Pemerintah Jepang menghadapi dua masalah yaitu masalah penyusutan populasi penduduk serta juga menghadapi masalah pengangguran.
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk membahas perekonomian Jepang. Khususnya masalah-masalah perekonomian yang dihadapi oleh Negara Jepang. Yaitu pengangguran. Skripsi penulis berjudul Kehidupan Pengangguran di Jepang. Dimana pengangguran merupakan istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Didalam skripsi ini penulis menggunakan pendekatan secara teori sosiologi. Sosiologi adalah landasan kajian studi atau penelitian yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial. Penulis juga menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya tampak dan kata, jadi teori fenomenologi merupakan teori yang mempelajari tentang apa yang tampak. Dengan kedua pendekatan ini maka dapat ditinjau dalam menganalisa pengangguran di Jepang.
Pada umumnya pengangguran sebagai pangkal penyebab masalah sosial ekonomi. Hilangnya pekerjaan seseorang akan menghambat untuk kelangsungan hidup orang itu sendiri. Sehingga dapat memicu terjadinya kemiskinan. Pengangguran juga dikaitkan dengan tingkat peningkatan masalah kesehatan mental dan fisik. Karena dapat berkontribusi terhadap harapan hidup seseorang menjadi berkurang. Selain itu, krisis keuangan global yang pernah melanda di Jepang mengakibatkan perekonomian di Jepang mengalami kemunduran. Serta bangkrutnya sejumlah perusahaan-perusaaan di Jepang. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat Jepang percaya bahwa krisis ekonomi yang terjadi akan bertahan dalam jangka waktu yang lama. Dikombinasikan dengan kurangnya jaringan pengamanan sosial dan paternalism dalam budaya perusahaan, hal ini membuat tenaga kerja Jepang lebih rentan akibat dari penurunan.
Dalam upaya mengatasi pengangguran di Jepang, pemerintah Jepang harus turun tangan dalam mengatasi pengangguran di Jepang. Juga mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan menghadapi populasi penduduk Jepang yang menua. Seperti menyediakan lowongan pekerjaan dengan memperkuat hubungan antara hello work dan agen tenaga kerja yang dijalankan oleh pemerintah kota di seluruh Jepang. Pemerintah Jepang memaksimalkan kebutuhan kaum muda atau calon pekerja dalam mencari pekerjaan setelah lulus. Ataupun kaum wanita yang ingin kembali bekerja. Layanan ini bertujuan untuk memgungkapkan informasi tentang tawaran pekerjaan. Pemerintah Jepang juga berfokus untuk mengirim calon pekerja yang menganggur ke sektor perikanan, pertanian, dan kehutanan. Calon pekerja tersebut akan mengikuti program pelatihan kerja. Karena ketiga bidang tersebut merupakan langkah untuk mengurangi jumlah pengangguran di Jepang.
Selain itu pemerintah Jepang juga membuat perubahan kebijakan demi mewujudkan gerakan buruh tanpa pengangguran. | en_US |