dc.description.abstract | Bahasa Jepang tidak terpisah dari bab, pengucapan dan lain-lain yang memiliki arti. Kata pepatah memiliki susunan kalimat bermacam-macam cara penggunaan tulisan dalam susunan kalimat lagi. Segala tulisan dalam susunan kalimat saling berhubungan , arti pada lawan bicara menjadi susunan kalimat yang bisa dimengerti.
Yang disebut semantik adalah meneliti arti dalam bidang ilmu linguistik. Penelitian semantik adalah yaitu makna kata, relasi kata, makna frasa dan makna kalimat. Skripsi yang berjudul analisis sinonim makna dan pemakaian saikin dan konogoro dalam kalimat bahasa Jepang berdiskusi mengenai makna dan pemakaian. Kedua kosakata itu adalah jenis kosakata yang masing-masing memiliki kesamaan di dalam bahasa Jepang. Yaitu artinya (akhir-akhir ini). Tetapi, kosakata yang ada sinonim di dalam semantik artinya tidak sama persis. Di dalam masing-masing itu ada makna nuansa. Selain itu, kosakata keduanya dianalisis juga makna mengeluarkan suara sebagai hasil hubungan di antara teks dan pengucapan yaitu cara teks. Oleh karena itu, di dalam kalimat yang ada keduanya mungkin tidak bisa saling bertukar tempat. Itu ada situasi dapat berubah tempat dan situasi yang tidak dapat berubah tempat juga.
Penulisan skripsi ini menganalisis kalimat yang menggunakan saikin dan konogoro yang masing-masing 5 buah. Untuk semua kalimat penelitian ini diambil yang seadanya beberapa dari jurnal dan buku bahasa Jepang., 4 buah kalimat dari jurnal bahasa Jepang tahun 1996 edisi 1, 3 buah kalimat dari jurnal bahasa Jepang tahun 2000 edisi 4, 2 buah kalimat dari Minna no Nihongo Chuukyuu I dan ada 1 buah kalimat dari Sou Matome N3. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui makna dan pemakaian saikin dan konogoro. Selain itu, untuk mengetahui perbedaan kata keterangan saikin dan konogoro di dalam kalimat bahasa Jepang. Untuk itu, cara mendeskripsikannya disebut cara melakukan penjelasan makna saikin dan konogoro berdasarkan beberapa teori linguistik.Selanjutnya, mencoba menganalisis apakah masing-masing berubah posisi atau tidak di dalam kalimat dari (teks kalimat) semantik.
Umumnya, tidak begitu bisa berubah saikin dan konogoro. Konogoro kadang-kadang bisa berubah ke saikin. Tetapi, makna nuansanya bisa berbeda. Ada situasi bisa berpindah tempat, ada juga situasi tidak bisa berpindah tempat. Saikin adalah memiliki arti yang dekat/hampir sama dengan saat ini, suatu seketika. Masa lalu yang paling dekat dengan sekarang. Waktu yang dari sedikit lalu sampai sekarang. Sedikit ke yang lalu. Akhir-akhir ini. saikin memiliki arti waktunya lebih pendek daripada konogoro. Saikin menunjukkan perkembangan situasi dan tren. Saikin waktu yang paling dekat dari sekarang yang menggunakan bahasa tulisan dan bahasa lisan yang sedikit keras.
Konogoro adalah memiliki arti samar yang kisaran waktunya antara beberapa waktu yang lampau hingga saat ini. Hanya mengandung perkiraan ke masa depan, berdasarkan pada pengalaman dari masa lalu sampai sekarang ini, bahasa sehari-hari yang digunakan dalam hal ini diambil kondisi, situasi, perkembangan situasi, trend dan lain-lain berlanjut ke masa depan. Karena menunjuk ke waktu samar-samar, lebih disukai penggunaannya dalam percakapan, dan menjadi suatu ungkapan yang halus, suatu kata yang subjektivitasnya tinggi dan memfokuskan terhadap hal yang terjadi di dekat diri sendiri. Menunjukkan masa depan, tren dan perkembangan situasi berdasarkan pengalaman dari dulu sampai sekarang. Konogoro waktunya lebih panjang daripada saikin.
Sesuai hasil yang diterima dari dari Nihongo Jyaanaru, Minna no Nihongo Chuukyuu I dan Sou Matome N3, saikin adalah sering digunakan di dalam kalimat. Karena memiliki makna nuansa waktu yang paling dekat dari sekarang yang menjadi trend dan perkembangan situasi. Tetapi, konogorotidak begitu digunakan, ada di nuansa yang waktunya panjang, konogoro menunjukkan waktu dari dulu sampai sekarang. Oleh karena itu, makna ini tidak begitu digunakan di dalam jurnal dan surat kabar. | en_US |