Kajian Urban SPRAWL Studi Kasus Kecamatan Tanjung Morawa
View/ Open
Date
2019Author
Kusriyadi
Advisor(s)
Aulia, Dwira Nirfalini
Rahman, N. Vinky
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanjung Morawa Sub-district is located in Deli Serdang Tregency, bordered directly with Medan; the distance from the capita Medan is about 17 km and from the capital of Deli Serdang Regency is about 10 km. It is connected by artery road and Belmera toll road. It has the area of 131.75 km2, consisted of 25 villages and 1 kelurahan (equal to hamlet). Its population was 218,094 in 2015. Viewed from its economic development, it is a strategic area, especially as commercial and service one which potentially causes urban sprawl if there is no early anticipative action.
Therefore, it is necessary to know whether urban sprawl has occurred in theresearch area, how significant the influence of urban sprawl on the research area if it has occurred, and which area is the most influenced. The research used overlay method which was aimed to find out the change in land use from 2005 until 2015 ad to calculate it in order to find out how significant the variable of urban sprawl influenced the research area, using Analytical Hierarchy Process (AHP).
The conclusion was that Tanjung Morawa Sub-district underwent urban sprawl with low typology. Some variables which influenced it were accessibility (0.35),
public service (0.19), land characteristics (0.15), characteristics of land owners (0.15), regulation on layout (0.09), and developers’ initiatives (0.07).The area which was significantly influenced was Tanjung Morawa B village. Kecamatan Tanjung Morawa berada Kabupaten Deli Serdang berbatasan langsung dengan Kota Medan, jarak dari ibukota Medan sekitar 17 km dan dari ibukota Kabupaten Deli Serdang sekitar 10 km. Dihubungkan oleh jalan Arteri dan Tol Belmera, luas wilayah 131,75 km2 tediri dari 25 Desa dan 1 Kelurahan, berpenduduk 218.084 jiwa pada tahun 2015. Merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi yang memiliki potensi cepat tumbuh, kawasan perdagangan dan jasa.Hal ini berpeluang terjadinya urban sprawl apabila tidak dilakukan antisipasi sejak awal.
Untuk itu perlu diketahui apakah sudah terjadi urban sprawlpada kawasan studi, dan seberapa besar faktor penyebab terjadinya urban sprawl mempengaruhi kawasan studi apabila sudah terjadi, serta kawasan mana yang paling terkena pengaruhnya.Penelitian ini menggunakan metode overlay untuk mengetahui perubahan guna lahan dari tahun 2005 sampai tahun 2015, kemudian melakukan perhitungan untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor urban sprawl tersebut mempengaruhi kawasan studi dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP).
Kesimpulan penelitian ini, Kecamatan Tanjung Morawa mengalami urban sprawl dengan tipologi rendah, faktor yang mempengaruhi adalah aksesibilitas 0.35, layanan umum 0.19, karakteristik lahan 0.15, karakteristik pemilik lahan 0.15, keberadaan peraturan yang mengatur tata ruang 0.09, dan prakarsa pengembang 0.07, kawasan yang paling dipengaruhi adalah Desa TanjungMorawa B.
Collections
- Master Theses [254]