Stylistic Analysis In Paula Hawkins’ Novel The Girl on The Train

Abstract

The research is aimed to describe the kinds of figurative language and how the figurative language represented by the author in The Girl on the Train novel. The Girl on the Train novel was written by Paula Hawkins and published on 2015 by Doubleday. Writer used descriptive qualitative by Miles, Huberman, and Saldana, by collecting the data from the novel. The theory used to analyse this research is figurative language stylistics by Leech. Based on the theories, the writer selects some sentences which are contained of figurative language and analyse them one by one to know the kinds of figurative languages used. As the result of analysis performed, the most common figurative language used is simile (13 sentences or 26%), followed by personification (7 sentences or 14%), metaphor (7 sentences or 14%), hyperbole (7 sentences or 14%), metonymy (6 sentences or 12%), irony (5 sentences or 10%) and litotes (5 sentences or 10%). In those figurative languages, the writer found that the author used animals, other living objects, inanimate objects, visible and invisible things to express human feeling, attitude, and characteristic toward something in certain situation and condition so that the readers can understand clearly the objective of the author expression.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis bahasa kiasan dan bagaimana bahasa kiasan digunakan oleh penulis dalam novel The Girl on the Train. Novel Girl on the Train ditulis oleh Paula Hawkins dan diterbitkan pada 2015 oleh Doubleday. Peneliti menggunakan deskriptif kualitatif oleh Miles, Huberman, dan Saldana, dengan mengumpulkan data dari novel. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah gaya bahasa kiasan oleh Leech. Berdasarkan teori, penulis memilih beberapa kalimat yang berisi bahasa kiasan dan menganalisisnya satu per satu untuk mengetahui jenis bahasa kiasan yang digunakan. Sebagai hasil analisis yang dilakukan, bahasa kiasan yang paling umum digunakan adalah simile (13 kalimat atau 26%), diikuti oleh personifikasi (7 kalimat atau 14%), metafora (7 kalimat atau 14%), hiperbola (7 kalimat atau 14%) ), metonimi (6 kalimat atau 12%), ironi (5 kalimat atau 10%) dan litotes (5 kalimat atau 10%). Dalam bahasa-bahasa kiasan tersebut, peneliti menemukan bahwa penulis menggunakan hewan, benda hidup lain, benda mati, benda yang terlihat dan tidak terlihat untuk mengekspresikan perasaan, sikap, dan karakteristik manusia terhadap sesuatu dalam situasi dan kondisi tertentu sehingga pembaca dapat memahami dengan jelas tujuan dari ekspresi penulis.