dc.description.abstract | Judul dari penelitian ini adalah Analisis Penggunaan Taishoo Pada Dansei-Go Dalam Komik “Sakamoto Desu Ga” Kajian Sosiolinguistik. Penulis memilih judul ini karena penulis tertarik membahas taishoo atau kata ganti orang kedua karena pada saat penulis membaca komik ada banyak bentuk untuk menunjukkan kata ganti orang kedua dalam bahasa Jepang.
Ini dapat menyulitkan banyak pembelajar bahasa Jepang untuk menggunakan kata ganti orang kedua. Selain itu, ini dapat menyebabkan lawan tutur yang berkebangsaan Jepang akan salah paham.
Masalah yang dianalisis dalam penelitian adalah taishoo yang terdapat pada komik “Sakamoto desu ga?” dan bagaimana penggunaan taishoo pada bahasa dansei-go dalam komik “sakamoto desu ga?”.
Di dalam komik “sakamoto desu ga?” tersebut sering menggunakan taishoo yang berbeda pada penutur laki-laki. Taishoo yang dianalisis berdasarkan konteks penutur, lawan tutur, tempat, situasi, dan bahasa. dalam komik “sakamoto desu ga?”. Penulis menemukan tiga kata taishoo, yaitu omae, anata dan kimi. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian sosiolinguistik. Sosiolinguistik merupakan salah satu cabang intra linguistik yang mengkaji bahasa dan penggunanya.
Perbedaan variasi bahasa laki-laki dan bahasa perempuan yang mencolok adalah penggunaan taishoo. Perempuan lebih sedikit dalam pemakaian taishoo dibandingkan laki-laki.
Kata omae, anata, dan kimi memiliki makna yang sama, yaitu ‘kamu’, namun fungsi penggunaannya dipakai dalam situasi, lawan tutur yang berbeda. Perbedaan penggunaan taishoo ini menyebabkan kebingungan penutur pembelajar bahasa Jepang.
Objek penelitian ini adalah taishoo atau daini ninshoo daimeishi dalam komik “sakamoto desu ga?”. Dari hasil analisis, secara keseluruhan jumlah taishoo yang digunakan adalah 17 buah. Kata omae 10 buah, kata omaera 2 buah, kata anata 4 buah dan kimi hanya 1 buah. Kata ganti omae yang paling sering muncul.
Pemakaian kata ganti omae paling banyak digunakan oleh tokoh-tokoh pada komik yaitu kalangan siswa SMA dalam situasi non-formal dengan maksud untuk menambah keakraban antara penutur dan lawan tutur. Adapun seorang guru yang menggunakan kata ganti omaera yang sebagai bentuk teguran seorang guru untuk muridnya. Kata anata hanya dipakai oleh Sakamoto, karena Sakamoto mempunyai sifat perfeksionis terhadap semua orang. Sedangkan kata kimi dipakai oleh Kubota, teman Sakamoto lazim diucapkan oleh kalangan muda di Jepang kepada teman sebaya situasi non formal. | en_US |