Politeness Found in Hadits of Prophet Muhammad on Marriage
View/ Open
Date
2019Author
Lubis, Siti Khoiriah
Advisor(s)
Rangkuti, Rahmadsyah
Nasution, Ely Hayati
Metadata
Show full item recordAbstract
People as the social beings always build communication and interaction each
other, but there is an 'implicit' rule imposed to people to keep the
communication runs well, called as the politeness. This paper aims to find out
the politeness strategies and to describe the functions of politeness strategy
used in hadith of maniage found in the conversation between Prophet
Muhammad and his companions in hadiths, especially on marriage chapter
in BulughulMaram book written by IbnuHajar AI-Atsqalani. It applied
descriptive qualitative method by using theory of politeness strategy
proposed by Leech (2014) and IIIocutionary Functions developed by Searly
(1979). The research found 14 polite utterances divided into six categories of
politeness strategies used in 10 hadiths of marriage, they areTact maxim 7
times, Generosity maxim 2 times, Sympathy maxim 2 times, Modesty maxim
1 time, Agreement maxim 1 time, and Opinion reticence maxim 1 time. The
dominant type of politeness strategies found in ten hadith of marriage is tact
maxim which occured 7 times because Prophet Muhammad asked for more
subtly dIan gave direct orders to companions. In addition, there are 3 (three)
categories of politeness function found in 14 utterances, they areCompetitive
8 times, Convivial 4 times, and Collaborative 2 times. Conflictive function is
not found in ten hadiths as Prophet Muhammad did not curse, accuse or
threaten to his companions. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membangun komunikasi dan
interaksi antara satu dengan laiIlIlya, tetapi ada semacam peraturan
'tersembunyi' yang dikenakan kepada manusia untuk menjaga komunikasi
tetap berjalan dengan baik, disebut sebagai kesantunan. Tulisan ini
bertujuan untuk menemukan strategi-strategi kesantunan dan untuk
menjelaskan fungsi-fungsi daripada strategi kesantunan yang digunakan
dalam hadist tentang pemikahan yang ditemukan pada percakapan antara
Nabi Muhammad dan para sahabatnya dalam hadist, khususnya pada bab
pemikahan di dalam kitab Bulughul Maram yang ditulis oleh Ibnu "ajar AIAtsqalani.
Tulisan ini menerapkan metode deskriptif kualitatif dengan
menggunakan teori Leech (2014) dan fungsi-fungsi iIIokusi yang
dikembangkan oleh Searly (1979). Penelitian ini menemukan 14 ujaran
kesantunan terbagi dalam 6 kategori dari strategi kesantunan yang
digunakan dalam 10 hadist pemikahan, yaitu maksim kebijaksanaan 7 kali,
maksim kedermawanan 2 kali, maksim simpati 2 kali, maksim
kesederhanaan 1 kali, maksim persetujuan 1 kali, dan maksim keengganan
berpendapat 1 kali. Tipe strategi kesantunan yang dominan yang ditemukan
dalam 10 hadist pemikahan adalah maksim kebijaksanaan yang disebutkan
sebanyak 7 kali karena Nabi Muhammad lebih banyak meminta secara lebih
halus daripada memberiperintah secara langsung kepada sahabatsahabatnya.
Sebagai tambahan, terdapat 3 kategori fungsi kesantunan yang
ditemukan dalam 14 ujaran, yaitu kompetitif 8 kall, konvivial 4 kali, dan
kolaboratif 2 kali. Fungsi konfliktif tidak ditemukan di dalam 10 hadist
karena Nabi Muhammad tidak mengutuk, menuduh atau mengancam
kepada sahabatnya.
Collections
- Undergraduate Theses [842]