Show simple item record

dc.contributor.advisorRangkuti, Rahmadsyah
dc.contributor.advisorNasution, Ely Hayati
dc.contributor.authorLubis, Siti Khoiriah
dc.date.accessioned2020-01-06T03:41:21Z
dc.date.available2020-01-06T03:41:21Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/22174
dc.description.abstractPeople as the social beings always build communication and interaction each other, but there is an 'implicit' rule imposed to people to keep the communication runs well, called as the politeness. This paper aims to find out the politeness strategies and to describe the functions of politeness strategy used in hadith of maniage found in the conversation between Prophet Muhammad and his companions in hadiths, especially on marriage chapter in BulughulMaram book written by IbnuHajar AI-Atsqalani. It applied descriptive qualitative method by using theory of politeness strategy proposed by Leech (2014) and IIIocutionary Functions developed by Searly (1979). The research found 14 polite utterances divided into six categories of politeness strategies used in 10 hadiths of marriage, they areTact maxim 7 times, Generosity maxim 2 times, Sympathy maxim 2 times, Modesty maxim 1 time, Agreement maxim 1 time, and Opinion reticence maxim 1 time. The dominant type of politeness strategies found in ten hadith of marriage is tact maxim which occured 7 times because Prophet Muhammad asked for more subtly dIan gave direct orders to companions. In addition, there are 3 (three) categories of politeness function found in 14 utterances, they areCompetitive 8 times, Convivial 4 times, and Collaborative 2 times. Conflictive function is not found in ten hadiths as Prophet Muhammad did not curse, accuse or threaten to his companions.en_US
dc.description.abstractManusia sebagai makhluk sosial selalu membangun komunikasi dan interaksi antara satu dengan laiIlIlya, tetapi ada semacam peraturan 'tersembunyi' yang dikenakan kepada manusia untuk menjaga komunikasi tetap berjalan dengan baik, disebut sebagai kesantunan. Tulisan ini bertujuan untuk menemukan strategi-strategi kesantunan dan untuk menjelaskan fungsi-fungsi daripada strategi kesantunan yang digunakan dalam hadist tentang pemikahan yang ditemukan pada percakapan antara Nabi Muhammad dan para sahabatnya dalam hadist, khususnya pada bab pemikahan di dalam kitab Bulughul Maram yang ditulis oleh Ibnu "ajar AIAtsqalani. Tulisan ini menerapkan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori Leech (2014) dan fungsi-fungsi iIIokusi yang dikembangkan oleh Searly (1979). Penelitian ini menemukan 14 ujaran kesantunan terbagi dalam 6 kategori dari strategi kesantunan yang digunakan dalam 10 hadist pemikahan, yaitu maksim kebijaksanaan 7 kali, maksim kedermawanan 2 kali, maksim simpati 2 kali, maksim kesederhanaan 1 kali, maksim persetujuan 1 kali, dan maksim keengganan berpendapat 1 kali. Tipe strategi kesantunan yang dominan yang ditemukan dalam 10 hadist pemikahan adalah maksim kebijaksanaan yang disebutkan sebanyak 7 kali karena Nabi Muhammad lebih banyak meminta secara lebih halus daripada memberiperintah secara langsung kepada sahabatsahabatnya. Sebagai tambahan, terdapat 3 kategori fungsi kesantunan yang ditemukan dalam 14 ujaran, yaitu kompetitif 8 kall, konvivial 4 kali, dan kolaboratif 2 kali. Fungsi konfliktif tidak ditemukan di dalam 10 hadist karena Nabi Muhammad tidak mengutuk, menuduh atau mengancam kepada sahabatnya.en_US
dc.language.isoenen_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectStrategi Kesantunanen_US
dc.subjectFungsien_US
dc.subjectHadisten_US
dc.subjectPernikahanen_US
dc.titlePoliteness Found in Hadits of Prophet Muhammad on Marriageen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM150705025
dc.description.pages69 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record