Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, M. Syafi’i
dc.contributor.authorSerlyta
dc.date.accessioned2020-01-09T03:04:44Z
dc.date.available2020-01-09T03:04:44Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/22382
dc.description.abstractThe title of this paper is A description Of Ertutur In Karonese Tradition. Karonese has Ertutur tradition. It is comunication of someone when meet people for the first time to get position in the custom and family relationship. When someone meets people for the first time, he, or she introducing each other with identity inherent in each of them. The identities of karonese are Merga/Beru (father’s surname), Bere-Bere (mother’s surname), Binuang (father’s Bere-bere) and Kempu (mother’s bere-bere). Karonese also has 5 Merga named is Merga Silima. Merga Silima are Ginting, Sembiring, Perangin-angin, tarigan and Karo-karo. Karonese has 3 kinship system are Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh and Perkade-kaden sepuluh dua tambah sada. The writer uses the descriptive qualitative method in doing this paper by collecting the data from books, internet and also unstructured interviews with the karo indigeneous leader. The result of this research may be important for the readers.en_US
dc.description.abstractKertas karya ini berjudul Deskripsi Tradisi Ertutur di orang karo. Orang karo memiliki tradisi Ertutur yang merupakan komunikasi seseorang ketika pertama kali bertemu dengan orang lain untuk mendapatkan kedudukan dalam adat dan hubungan kekerabatan. Ketika seseorang bertemu dengan orang untuk pertama kalinya, mereka memperkenalkan identitasnya masing-masing. Identitas orang karo adalah Merga/Beru ( merga adari ayah), Bere-bere (Beru dari ibu), Binuang (bere-bere dari ayah) dan Kampah (bere-bere dari ibu). Di orang karo juga ada 5 Marga yang dinamakan Merga Silima. Merga Silima adalah Ginting, Sembiring, perangin-angin, Tarigan dan Karo-karo. Orang karo mempunyai 3 sistem kekerabatan yaitu Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh and Perkade-kaden Sepuluh Dua tambah Sada. Penulis menggunakan metode deskriptif qualitatif dalam mengerjakan kertas karya ini dengan mengumpulkan data, internet dan juga melakukan wawancara tidak terstruktur dengan pemuka adat karo. Hasil penulisan ini dapat berguna untuk pembaca.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectErtuturen_US
dc.subjectMerga/Beruen_US
dc.subjectBere-bereen_US
dc.subjectBinuangen_US
dc.subjectKempuen_US
dc.titleA Description of Ertutur in Karonese Traditionen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM162202009
dc.description.pages43 Halamanen_US
dc.description.typeKertas Karya Diplomaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record