Show simple item record

dc.contributor.advisorAlbar, Husnul Fuad
dc.contributor.authorSiregar, M. Rangga Akbari
dc.date.accessioned2020-01-14T01:54:08Z
dc.date.available2020-01-14T01:54:08Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/22553
dc.description.abstractTujuan: Untuk mengetahui perbedaan lama rawat pasien orthopaedi yang mengalami fraktur tertutup dan terbuka di RSUP Haji Adam Malik Medan periode Januari 2015 – Desember 2016. Latar Belakang: Fraktur diafisis tibia merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada tulang panjang. Dari data distribusi di RSUP. Haji Adam Malik Medan periode Januari 2005 – Maret 2007 menunjukkan bahwa bagian tubuh bawah merupakan bagian yang terbanyak mengalami fraktur yaitu sebanyak 549 kasus (63,5%). Banyaknya faktor yang mempengaruhi lama rawat inap pasien fraktur diafisis tibia seperti perawatan luka, operasi yang dilakukan lebih dari 1 kali, tidak tersedianya alat untuk operasi membuat perawatan pasien yang mengalami fraktur terbuka lebih lama dibandingkan dengan fraktur tertutup. Metode: Pengumpulan data-data sekunder yang tercatat di rekam medik penderita dengan diagnosa fraktur diafisi tibia yang dirawat di RSUP. Haji Adam Malik Medan selama periode Januari 2015 – Desember 2016. Hasil: Dari hasil pengukuran statistik menggunakan statistik berbasis komputer selama kurun waktu dua tahun (Januari 2015 – Desember 2016) didapatkan jumlah penderita fraktur diafisis tibia di RSUP Haji Adam Malik Medan sebanyak 96 orang yang terdiri dari 72 (75%) laki-laki dan 24 (25%) perempuan. Sementara untuk presentase jumlah pasien didapatkan sebanyak 34 (35,41%) fraktur tertutup dan 62 (64,58%) fraktur terbuka. Untuk mean lama rawatan pasien didapatkan hasil 15.5 ± 11.22 dengan pembagian 18.41 ± 14.27 hari pada fraktur tertutup dan 13.90 ± 8.87 hari pada fraktur terbuka. Pada uji normalitas data didapatkan nilai p< 0.05 maka data berdistribusi tidak normal. Pada analisi perbedaan lama rawat inap pasien fraktur tertutup dan terbuka didapatkan nilai p= 1.000 maka tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok fraktur dengan lama rawatan pasien dengan CI 95%. Kesimpulan: Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis fraktur yaitu tertutup dan terbuka bukanlah merupakan faktor yang mempengaruhi lamanya rawat inap pasien dalam penelitian kali ini. Hal ini terbukti dengan memperhatikan besarnya nilai p value yang didapat dari masing-masing jenis fraktur (<0.05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan antara fraktur tertutup dan terbuka dalam mempengaruhi lamanya rawat inap pasien.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectOrthopaedien_US
dc.subjectFraktur Tertutup dan Terbuka Diafisis Tibiaen_US
dc.titlePerbedaan Lama Rawat Inap Pasien Orthopaedi yang Mengalami Fraktur Tertutup dan Terbuka Diafisis Tibia di RSUP. Haji Adam Malik Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM127041143
dc.description.pages40 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record