Model Konservasi Tanah dan Air Berdasarkan Zona Agroekologi di Sub Das Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik Kabupaten Toba Samosir
View/ Open
Date
2017Author
Purba, Tioner
Advisor(s)
Harahap, Erwin Masrul
Hanum, Chairani
Rahmawaty
Metadata
Show full item recordAbstract
Land resources in Gopgopan-AekSikorsikkorsik watershed must be managed properly because of the land condition in the criteria of degraded land. The use of land in Gopgopan –AekSikorsikkorsik watershed is dominated by farming, whereas farming carried out by farmers in this area hasn’t implemented soil and water conservation techniques yet. In Addition Gopgopan-AekSikorsikkorsik watershed which is the catchment area of Lake Toba until now is categorized in critical first priority class to be addressed. Some improvement efforts have been done by the government (through the National Movement of Forest and Land Rehabilitation) and LSM (SCBFWM activities funded by UNDP) however the results haven’t been showed so that another attempt is needed to resolve it. This study aims to: 1) analyze the suitability of the use of land in Gopgopan -AekSikorsikkorsik watershed based on Agroecology zone. 2) analyze the socioeconomic farmers in the Gopgopan –AekSikorsikkorsik watershed. 3) Design a model of soil and water conservation in accordance with the conditions of Gopgopan-AekSikorsikkorsik watershed. 4) Get the model for Soil and Water Conservation in Gopgopan AekSikorsikkorsik watershed. This study used research and experiment methods that consists of five phases. They are: 1) preparation and overlay map (type of soil map, topography, the land elevation and the use of land map), 2) the characteristic of biophysic land and farmers research, 3) land evaluation (the suitability of the use of land and the suitability of land evaluation), 4) designing the model of soil and water conservation, and 5) determining the model of soil and water conservation that is suitable in the region of Gopgopan- Aeksikorsikkorsik watershed. The results of the analysis showed that the Regional Gopgopan-AekSikorsikkorsik watershed, on the basis of physiographic land and the diversity of topography, has 4 agroecology zones named zones I, III, IV,V and it is dominated by zone III. The total area of land that is not in accordance with the directives of use of land is 2280.05 hectares, approximately 29.89% of the total Gopgopan-AekSikorsikkorsik watershed. Erosion hazard index in the Gopgopan-AekSikorsikkorsik watershed is classified as moderate to hazardous level. The characteristics of the farmers in the Gopgopan-AekSikorsikkorsik watershed are: a) the average of minimum land area for living well worth is 2 hectares, b) the dependence on land is classified as high, c) The type of plants cultivated is based on the simplicity of cultivation and market demand. Five model designs of Soil and Water conservation models are retrieved. a) Soil and Water Conservation Techniques with ridges, beds across the slopes with intercropping and crop rotation, with plant species I (Beans and Tomatoes) and V (Corn, paddy and cassava) + III (sweet potato, potato, turmeric, and ginger) and IV (Onion, red beans, peanuts and carrots) or V (Corn , paddy and cassava) + II (Chili, Eggplant). b) Soil and Water Conservation Techniques with bench terraces, beds across the slope with intercropping and crop rotation with the crop type, with plant species I (Beans and Tomatoes) and V (Corn, paddy and cassava) + III (sweet potato, potato, turmeric, and ginger) and IV (Onion, red beans, peanuts and carrots) or V (Corn , paddy and cassava) + II (Chili, Eggplant) . c) Soil and Water Conservation Techniques with Bench terraces+ mulch, with intercropping and crop rotation, with plant species I (Beans and Tomatoes) and V (Corn, paddy and cassava) + III (sweet potato, potato, turmeric, and ginger) and IV (Onion, red beans, peanuts and carrots) or V (Corn , paddy and cassava) + II (Chili, Eggplant) . d) Soil and Water Conservation Techniques with ridge terraces, beds across the slope with intercropping and crop rotation, with plant species I (Beans and Tomatoes) and V (Corn, paddy and cassava) + III (sweet potato, potato, turmeric, and ginger) and IV (Onion, red beans, peanuts and carrots) or V (Corn , paddy and cassava) + II (Chili, Eggplant). e) Soil and Water Conservation Techniques with bench terraces, ridge terraces + mulch, beds across the slope with intercropping and crop rotation with the crop type, with plant species I (Beans and Tomatoes) and V (Corn, paddy and cassava) + III (sweet potato, potato, turmeric, and ginger) and IV (Onion, red beans, peanuts and carrots) or V (Corn , paddy and cassava) + II (Chili, Eggplant). AHP is used in the Results of this analysis. The models of soil and water conservation techniques chosen are c and e models. e Model can technically be used on the land with a slope of 15-25% and c model can be used on the land with a slope of 8-15% in Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik watershed. Sumberdaya lahan di Sub DAS Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik harus
dikelola dengan tepat, karena kondisi lahannya termasuk pada kriteria lahan kritis.
Penggunaan lahan di Sub DAS Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik didominasi oleh
perladangan, sedangkan usahatani yang dilaksanakan petani di kawasan ini belum
menerapkan teknik konservasi tanah dan air. Selain itu Sub DAS Gopgopan-Aek
Sikorsikkorsik yang merupakan daerah tangkapan air Danau Toba sampai saat ini
dikategorikan prioritas dipulihkan daya dukungya. Beberapa upaya perbaikan telah
dilakukan oleh pemerintah (melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan
Lahan) namun belum menujukkan hasil. Sehinga perlu upaya lain untuk
mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menganalisis kesesuaian
Penggunaan lahan di Sub DAS Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik berdasarkan Zona
Agroekologi. 2) Menganalisis sosial ekonomi petani di kawasan Sub DAS
Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik. 3) Merancang model konservasi tanah dan air
yang sesuai dengan kondisi Sub DAS Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik. 4)
Memperoleh model konservasi Tanah dan Air di Sub DAS Gopgopan-Aek
Sikorsikkorsik.
Penelitian ini menggunakan metode survei dan eksperimen yang terdiri dari
4 tahap yaitu 1) persiapan dan overlay peta (peta jenis tanah, topografi, ketinggian
tempat dan peta penggunaan lahan), 2) survey karakteristik biofisik lahan dan
karakteristik petani dan evaluasi lahan (evaluasi kesesuian penggunaan lahan dan
evaluasi kesesuian lahan untuk komoditas yang dikembangkan), 3) merancang
model konservasi tanah dan air, dan 4) menentukan model konservasi tanah dan air
yang sesuai di kawasan Sub DAS Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik.
Hasil penelitian menujukkan bahwa Wilayah Sub DAS Gopgopan-Aek
Sikorsikkorsik, atas dasar fisiografi lahan pada keragaman kelerengan terdapat 4
zona Agroekologi yaitu I, III, IV, V dan didominasi oleh zona IV. Total luas lahan
yang tidak sesuai dengan arahan penggunaan lahannya adalah 2280,05 ha sekitar
29,89 % dari luas Sub DAS Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik. Indeks bahaya erosi di
sub DAS Gopgopan tergolong sedang sampai berat. Karakteristik petani di Sub
DAS Gopgopan adalah: a)Rata-rata luas lahan minimum untuk hidup layak adalah
2 ha. b) Ketergantunga terhadap lahan tergolong jelek (tinggi). c) Jenis tanaman
yang dibudidayakan berdasarkan kemudahan budidaya dan permintaan pasar.
Diperoleh 5 rancangan model konservasi Tanah dan Air: a) Teknik Konservasi
Tanah dan Air dengan Guludan, bedengan memotong lereng dengan pola tanam
tumpangsari dan tumpang gilir dengan jenis tanaman (Buncis dan Tomat )dan V
(Jagung, padi gogo dan ubi kayu) + III (ubi jalar, kentng, kunyit, dan jahe ) dan IV
(Bawang merah, kacang merah, kacang tanah dan wortel ) atau V (Jagung, padi
gogo dan ubi kayu) + II (Cabai Rawit, Cabai Merah, Terung). b)Teknik Konservasi
Tanah dan Air dengan Teras bangku, bedengan memotong lereng dengan pola
tanam tumpang sari/tumpang gilir dengan jenis tanaman I (Buncis dan Tomat) dan V (Jagung, padi gogo dan ubi kayu) + III (ubi jalar, kentng, kunyit, dan jahe ) dan
IV (Bawang merah, kacang merah, kacang tanah dan wortel ) atau V (Jagung, padi
gogo dan ubi kayu) + II (Cabai Rawit, Cabai Merah, Terung). c) Teknik Konservasi
Tanah dan Air dengan Teras Bangku +mulsa, dengan pola tanam tumpangsari dan
tumpang gilir dengan jenis tanaman I (Buncis dan Tomat) dan V (Jagung, padi gogo
dan ubi kayu) + III (ubi jalar, kentng, kunyit, dan jahe ) dan IV (Bawang merah,
kacang merah, kacang tanah dan wortel ) atau V (Jagung, padi gogo dan ubi kayu)
+ II (Cabai Rawit, Cabai Merah, Terung). d) Teknik Konservasi Tanah dan Air
dengan Teras gulud bedengan memotong lereng dengan pola tanam tumpangsari
dan tumpang gilir dengan jenis tanaman I (Buncis dan Tomat )dan V (Jagung, padi
gogo dan ubi kayu) + III (ubi jalar, kentng, kunyit, dan jahe ) dan IV (Bawang
merah, kacang merah, kacang tanah dan wortel ) atau V (Jagung, padi gogo dan
ubi kayu) + II (Cabai Rawit, Cabai Merah, Terung). e) Teknik Konservasi Tanah
dan Air dengan Teras bangku, bedengan memotong lereng dengan pola tanam
tumpang sari/tumpang gilir dengan jenis tanaman I (Buncis dan Tomat )dan V
(Jagung, padi gogo dan ubi kayu) + III (ubi jalar, kentng, kunyit, dan jahe ) dan IV
(Bawang merah, kacang merah, kacang tanah dan wortel ) atau V (Jagung, padi
gogo dan ubi kayu) + II (Cabai Rawit, Cabai Merah, Terung). Hasil analisis
menggunakan AHP, model teknik konservasi tanah dan air terpiliih model c dan
model e. Teknik konservasi tanah dan air model e digunakan pada lahan dengan
kemiringan lereng 15-25% dan model c pada lahan dengan kemiringan lereng
8-15% di sub DAS Gopgopan-Aek Sikorsikkorsik.