Show simple item record

dc.contributor.advisorSupriana, Tavi
dc.contributor.advisorMaryunianta, Yusak
dc.contributor.authorPurba, Jonni Akim
dc.date.accessioned2020-01-17T01:36:55Z
dc.date.available2020-01-17T01:36:55Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/22756
dc.description.abstractThis study aims to explain the pattern of onion trading systems in North Sumatera, analyze price spreads, share margins and fungtions on union trading channels in North Sumatera, analyze trading system efficiency for each onion trading channel in North sumatera and identify disparities prices that occur between farmers and onion traders. The method of determining the area used in this study is purposive method. The method of determining the sample use in this study is the method of slovinand snow ball. The analytical method used is descriptive analysis method. The results showed that Simalungun, Karo and Samosir Regencies each have 2 trading lines, while North Tapanuli Regency has 3 trading lines. The trading functions carried out by trading instituations are exchange functions, physical functions and functions of facilities . trading channels in Simalungun, Karo and North Tapanuli are efficient because they have an value of e ˃ 1, while samosir Regency is efficient because it has an value e ˂ 1. The highhest level of disparity occurs in channel II ( farmers → assembler → retailer → consumen) of Karo Regency and the lowest level of disparity occurs in channel (farmers → retailers → consumen) of Samosir Regency.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola saluran tataniaga bawang merah di Sumatera Utara ; menganalisis price spread, share margin dan fungsi pada saluran tataniaga bawang merah di Sumatera Utara, menganalisis efisiensi tataniaga untuk setiapsaluran tataniaga bawang merah di Sumatera Utara dan untuk mengetahui kesenjangan (disparitas) harga yang terjadi antara petani dan pedagang bawang merah. Metode penentuan daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Slovin dan Snowball. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Simalungun, Karo dan Samosir masing masing memiliki 2 saluran tataniaga, sementara Kabupaten Tapanuli Utara memiliki 3 saluran tataniaga. Fungsi-fungsi tataniaga yang dilakukan oleh lembaga tataniaga adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Saluran tataniaga di Kabupaten Simalungun, Karo dan Tapanuli Utara tergolong efisien karena memiliki nilai e ˃ 1, sementara Kabupaten Samosir tergolong belum efisien karena memiliki nilai e ˂ 1. Tingkat disparitas terjadi pada saluran II ( petani → pedagang pengumpul → pedagang pengecer → konsumen) di Kabupaten Karo dan tingkat disparitas terendah terjadi pada saluran I (petani → pedagang pengecer → konsumen) di Kabupaten Samosir.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectTataniagaen_US
dc.subjectDisparitasen_US
dc.subjectBawang Merahen_US
dc.titleAnalisis Tataniaga dan Disparitas Harga Bawang Merah di Sumatera Utaraen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM157039006
dc.description.pages80 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record