dc.description.abstract | Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia. Salah satu yang termasuk budaya Jepang adalah matsuri. Matsuri merupakan budaya rakyat Jepang. Matsuri pada dasarnya adalah acara suci yang berhubungan dengan agama Shinto. Skripsi ini berjudul Performansi Hadaka Matsuri di Konomiya Jinja. Tujuan dari penulisan skripsi ini mendeskripsikan performansi hadaka matsuri. Performansi merupakan suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan sebagai perwujudan dari ungkapan pikiran dan perasaan dan menjadi bagian penting dalam kegiatan tradisi lisan. Aktualisasi sebuah tradisi lisan dapat terlihat melalui performnsi. Performansi terdiri dari 4 komponen yaitu: komposisi, transmisi, audiens, dan konteks. Hadaka Matsuri dilaksanakan di kuil Konomiya Jinja di prefektru Aichi, kota Inazawa di Selatan Honshu. Hadaka Matsuri adalah sebuah festival telanjang yang khusus diikuti oleh laki-laki yang hanya mengenakan fundoshi di daerah Konomiya Jepang. Hadaka Matsuri di Kuil Konomiya mulaya diadakan pada tahun 767 periode Nara. Festival ini dibuat khusus atas perintah kaisar Shotoku untuk menghilangkan wabah. Festival ini dapat menangkal bencana dan penyakit dikarenakan kehadiran Shin-otoko. Shin-otoko merupakan manusia dewa yang dipilih oleh imam Shinto. Laki-laki yang menjadi shin-otoko harus menyucikan dirinya, dengan mencukur habis seluruh rambut di badan, kecuali alis. Dipercaya bahwa laki-laki telanjang dapat menyerap keburukan orang-orang yang berada di dekatnya, dengan cara menyentuhnya. Hadakaotoko merupakan laki-laki yang bertugas menyentuh shin-otoko. Mereka yang ikut dalam festival ini dipercaya dalam usia sial atau yakudoshi. Yaitu bagi laki-laki berumur 24-26 tahun, 40-42 tahun, 60-62 tahun. Hadaka matsuri dilakukan pada saat musim dingin karena kelanjutan dari ritual keagamaan oshogatsu, yaitu perayaan tahun baru. Bagi masyarakat Jepang hal ini bertujuan untuk memulai lembaran hidup baru yang lebih baik. Udara dingin merupakan wujud tantangan untuk memulai hal tersebut. Penyucian diri melambangkan situasi ketika masih baru lahir dan merupakan harapan untuk mendapatkan kehidupan baru yang lebih baik. Dan nilai keagamaan seperti ini yang masih dipertahankan yang kemudian mengundang ketertarikan bagi orang-orang asing untuk menyaksikan, merasakan, seperti apa bergelut dengan udara dingin, hanya dengan mengenakan fundoshi. Selain itu, ditinjau dari kearifan local maka yang bersumber dari nilai budaya ini dimafaatkan untuk menata kehidupan. Tatanan kehidupann berkenaan dengan interaksi manusia dengan Tuhan, interaksinya dengan alam, dan interaksinya dalam masyarakat. Itu berarti ada norma, aturan, dan etika yang harus diikuti oleh manusia untuk berhubungan dengan Tuhan. Mereka percaya bahwa kesialan akan hilang dan kesucian akan datang. Hadaka matsuri juga membuat interaksi sosial semakin erat khususnya partisipan yang mengikuti. | en_US |