Kerajinan Kain Songket Pandai Sikek, di Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar (1970 – 2005)

Abstract

Skripsi ini berjudul Kerajinan Kain Songket Pandai Sikek, di Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, yang perlahan mengalami perkembangan yang pasti. Penenun di Pandai Sikek menggunakan alat tradisional yaitu panta yang peralatannya dapat ditemukan di Nagari Pandai Sikek dan menghasil beberapa motif songket seperti Itiak Pulang Patang, Kali-kali, Balah Kacang dan Salapah, yang menjadi salah satu perlengkapan upacara adat di Nagari Pandai Sikek. Kepandaian menenun songket diperoleh secara turun temurun dari nenek moyang mereka yang berasal dari Nagari Pandai Sikek melalui ibu atau nenek. Kajian ini menggunakan metode sejarah dalam proses penelitiannya, dan digunakan berbagai sumber data seperti arsip daerah Kabupaten Tanah Datar, jurnal, buku dan hasil wawancara narasumber sebagai data tambahan. Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya dilakukan verifikasi, yakni kritik intern dan ekstern untuk menemukan fakta, sehingga diperoleh data yang objektif untuk diceritakan kembali. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan menenun di Nagari Pandai Sikek saat ini masih dilakukan. Dikarenakan setiap motif-motif yang ada pada kain songket Pandai Sikek memiliki nilai-nilai luhur adat budaya Minangkabau yang sangat dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau, khususnya bagi masyarakat Nagari Pandai Sikek seperti motif Pucuak Rabuang yang dianalogikan kehidupan bambu yang diharapkan dapat berguna untuk siapapun dari muda sampai tua. Dalam upaya perkembangan kain songket Pandai Sikek, tidak dapat lepas dari peranan Pemerintah Daerah Sumatera Barat yang berusaha keras agar kain songket di Nagari Pandai Sikek tetap dikenal oleh masyarakat luas. Bantuan dana dan alat dari Pemerintah Daerah mampu meningkatkan produksi kain songket sehingga banyak diminati konsumen baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri.