Pengaruh Pertamina Terhadap Kota Pangkalan Brandan (1947- 2009)
Abstract
Adapun penelitian ini menggunakan metode sejarah yang umum yaitu:
Heuristik, Sumber, Interpretasi, Historiografi dan juga menekankan tentang aspek
manusia,temporal dan spasial.
Pangkalan Brandan merupakan sebuah kota kecil non administratif yang
berada di Kabupaten Langkat bagian Utara, terletak di pesisir timur pantai
Sumatera dan sekitar 60 km ke Utara Kota Binjai dan 82 km sebelah Utara Kota
Medan. Kota Pangkalan Berandan sendiri terdiri dari tiga kecamatan yaitu
Kecamatan Babalan, Kecamatan Berandan Barat, dan Kecamatan Sei Lepan. Dalam
perjalanan sejarah pembangunan nasional, minyak bumi dan gas alam memiliki
peran penting dan strategis. Selain menguasai hajat hidup orang banyak, migas juga
merupakan sumber energi bagi kegiatan ekonomi nasional. Penemuan minyak di
Telaga Said, Pangkalan Brandan tidak dapat dilepaskan dari peran Aeliko Janszoon Zijilker,
Upaya pencarian sumber-sumber minyak bumi tidak berhenti di Telaga Said saja
upaya pencarian sumur minyak merembet ke wilayah sekitar Pangkalan Brandan
misalnya di Pangkalan Susu, Tamiang dan Nanggroe Aceh Darusalam. Kabar
mengenai pertambangan minyak ini ternyata cepat menyebar ke berbagai pelosok
dunia, sehingga banyak negara-negara terutama dari Eropa dan Amerika memiliki
hasrat untuk mendapat bagian dalam pertambangan di Indonesia.
Peristiwa pembakaran dan peledakan Kilang Minyak dan Kota Pangkalan
Brandan sebagai bentuk politik bumi hangus dari tentara dan laskar rakyat
penduduk Pangkalan Bradan terhadap Agresi Militer 1 Belanda yang dilakukan pada
tahun 1947. Akibat peristiwa tersebut terjadilah ledakan kilang minyak dan
membumi hanguskan Kota Pangkalan Berandan. Setelah peristiwa pembumi
hangusan ini terjadi banyak akibat yang terjadi mulai dari aksi penuntutan kelompok
bangsa cina dan Belanda tidak pernah menduduki Kota Pangkalan Brandan.
Collections
- Undergraduate Theses [353]