Akurasi Diagnostik Biopsi Aspirasi Jarum Halus Limfadenitis TB Dikonfirmasi dengan PCR Sebagai Baku Emas

Abstract

Background: Indonesia is the second country with the most TB (tuberculosis) cases in the world. Building capacity and improving universal access to rapid and accurate laboratory diagnosis is needed to control TB in Indonesia. Progress in controlling TB and reducing its consequences can be accelerated through early diagnosis and appropriate treatment. This study used PCR examination as a gold standard, although expensive for routine diagnosis. Hence, a fast, accurate and inexpensive diagnostic method such as fine needle aspiration biopsy is needed. Objective: To determine the diagnostic accuracy of fine needle aspiration biopsy cytology in TB lymphadenitis. Methods: This is a diagnostic study with analytical cross sectional design. The sample was all patients suspected of having TB lymphadenitis. Fine needle aspiration biopsy examination was confirmed by PCR examination.Diagnostic test was performedbycalculating the sensitivity, specificity, accuracy, positive predictive value, and negative predictive value. Results:The fine needle aspiration biopsy presented a sensitivity of 92.50% and a specificity of 96.49% with diagnostic accuracy of 94.85%. Positive predictive value and negative predictive value were 94.87% and 94.83%, respectively. A fine needle aspiration biopsy examination is a very effective examination to be performed on TB lymphadenitis. Conclusions: The sensitivity, specificity, positive predictive value, negative predictive value and accuracy of fine needle aspiration biopsy in diagnosing TB lymphadenitis are high. This suggests that fine needle aspiration biopsy can be used to accurately diagnose TB lymphadenitis.

Latar Belakang: Indonesia merupakan negara kedua dengan kasus TB (tuberkulosis) terbanyak di dunia. Membangun kapasitas dan meningkatkan akses universal untuk diagnosis laboratorium yang cepat dan akurat diperlukan untuk mengontrol TB di Indonesia. Kemajuan dalam mengendalikan TB dan mengurangi konsekuensinya dapat dipercepat melalui diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. Penelitian ini menggunakan pemeriksaan PCR sebagai baku emas, meskipun mahal untuk diagnosis rutin. Sehingga sangat dibutuhkan metode diagnostik yang cepat, akurat dan tidak mahal yaitu biopsi aspirasi jarum halus. Tujuan: Untuk mengetahui akurasi diagnostik sitologi biopsi aspirasi jarum halus dalam menegakkan diagnosis limfadenitis TB. Metode: Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan studi desain potong lintang analitik. Jumlah sampel adalah n sampel, yaitu semua pasien yang diduga menderita limfadenitis TB. Pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus dikonfirmasi dengan pemeriksaan PCR kemudian dilakukan uji diagnostik untuk menilai sensitivitas, spesifisitas, akurasi, nilai duga positif, dan nilai duganegatif. Hasil: Pada uji diagnostik diperoleh nilai sensitivitas 92,50%, spesifisitas 96,49%, akurasi 94,85%, nilai duga positif 94,87% dan nilai duga negatif 94,83%. Pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus merupakan pemeriksaan penunjang yang tinggi akurasinya untuk dilakukan pada limfadenitis TB. Simpulan: Sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif dan akurasi diagnostik sitologi biopsi aspirasi jarum halus untuk mendiagnosis limfadenitis TB adalah tinggi. Sehingga disarankan dalam menegakkan diagnosa limfadenitis TB agar melakukan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus.