Pengaruh Mesenchymal Stem Cells (MSCs) Hipoksia dan MSCs Conditioned-Medium dengan Teknik Omental Patch Terhadap Derajat Adhesi Peritoneal
View/ Open
Date
2019Author
Muhar, Adi Muradi
Advisor(s)
Munir, Delfitri
Putra, Agung
Warli, Syah Mirsya
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: Peritoneal adhesions can cause problems especially in post-laparotomy due
to peritonitis. The most common cause of adhesions is actions involving the small
intestine, large intestine, appendix, and uterus. There are 2 strategies in the prevention of
adhesion, namely by reducing tissue injury during surgery with certain operating
techniques and mechanical barriers. However, the incidence of post-operative peritoneal
adhesion remains high. MSCs is a multipotential adult stem cell and can be differentiated.
MSC is able to suppress inflammatory peritonitis by releasing TNF-stimulated gene-6
(TSG-6). Hypoxia MSCs is more potent in regenerating damaged tissue compared to
normoxia MSCs. Meanwhile MSCs-Conditioned Medium (CM) contains many Growth
Factors (GF) and inflammatory mediators. Omental patch technique is done by attaching
omentum to the injured intestinal area so that it allows MSCs and MSC-CM to remain in
the injured area.
Objective: To determine the effect of hypoxia MSCs and MSCs-CM with omental patch
technique on the formation of macroscopic and microscopic peritoneal adhesions
accompanied by changes in IFN-, IL-10, VEGF, and PDGF levels.
Method: This research is a laboratory experimental study with the Post Test Only
Control Group Design method. Thirty (30) wistar-fluted rats divided into 6 groups,
namely the hypoxia MSCs group at a dose of 3 x 106 cells, hypoxia MSCs at a dose of 1.5
x 106 cells, MSCs-CM at a dose of 400 L, MSCs-CM at a dose of 200 L, sham, and
control. Laparotomy is performed on rats, and terminal ileal abrasion is made until
bleeding spots are encountered. Then the treatment is given based on the group and then
followed by an omental patch. On day 14, rats were determined to evaluate macroscopic
and microscopic peritoneal adhesion grades based on Zuhlke's criteria, and blood
sampling was performed for examination of IFN-, IL-10, VEGF, and PDGF levels.
Results: There was a high correlation between the treatment group and the control group
on macroscopic and microscopic peritoneal adhesion grade. Based on ANOVA analysis,
a significant difference was found in IFN-, IL-10, VEGF, and PDGF levels between the
treatment group and the control group for the formation of peritoneal adhesion (p <
0.005).
Conclusion: Hypoxia MSCs at high doses by the omental patch technique can prevent
increased grade of peritoneal adhesion in intestinal serous injury as evidenced by
macroscopic and microscopic features accompanied by decreases in IFN-, increases in
IL-10, decreases in PDGF, and increases in VEGF. Latar Belakang: Adhesi peritoneal dapat menimbulkan masalah khususnya pada paska
operasi laparotomi karena peritonitis. Penyebab adhesi yang paling sering adalah
tindakan yang melibatkan usus kecil, usus besar, apendik, dan uterus. Tindakan
pencegahan untuk terjadinya adhesi terdapat 2 strategi yaitu dengan mengurangi cedera
jaringan saat operasi dengan teknik operasi dan barrier mekanik. Namun kejadian adhesi
peritoneal paska operasi masih tetap tinggi. MSCs merupakan adult stem cell
multipotensi dan dapat berdiferensiasi. MSCs mampu mensupresi inflamasi peritonitis
dengan melepas TNF-stimulated gene-6 (TSG-6). MSCs hipoksia lebih poten dalam
meregenerasi jaringan rusak dibanding dengan MSCs normoksia. Sedangkan MSCs-
Conditioned Medium (CM) banyak mengandung berbagai Growth Factor (GF) dan
mediator inflamasi. Teknik omental patch dengan melekatkan omentum pada area usus
yang cedera, sehingga memungkinkan MSCs dan MSCs-CM untuk tetap berada pada
area cedera
Tujuan: Mengetahui pengaruh MSCs hipoksia dan MSCs-CM dengan teknik omental
patch terhadap pembentukan adhesi peritoneal secara makroskopis dan mikroskopis yang
disertai dengan perubahan kadar IFN-γ, IL-10, VEGF, dan PDGF.
Metode : Penelitian bersifat eksperimental laboratorik dengan metode Post Test Only
Control Group Design. Tigapuluh 30 ekor tikus galur wistar dibagi dalam 6 kelompok
yaitu kelompok MSCs hipoksia dosis 3x106 sel, MSCs hipoksia dosis 1,5x106 sel, MSCs-
CM dengan dosis 400 μL, MSCs-CM dengan dosis 200 μL, sham, dan kontrol. Tikus
dilaparootmi dan dilakukan abrasi ileum terminal hingga dijumpai bintik perdarahan.
Selanjutnya diberikan perlakuan berdasarkan kelompok yang kemudian dilanjutkan
dengan omental patch. Pada hari ke-14 tikus dierminasi untuk dievaluasi derajat adhesi
peritoneal makroskopis dan mikroskopi berdasarkan kriteria Zuhlke’s dan pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan kadar IFN-γ, IL-10, VEGF, dan PDGF.
Hasil : Dijumpai korelasi yang kuat antara kelompok perlakuan dengan kontrol terhadap
derajat adhesi peritoneal secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil analisis ANOVA
dijumpai perbedaan yang signifikan antara kadar IFN-γ, IL-10, VEGF, dan PDGF antara
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol terhadap pembentukan adhesi peritoneal
(p< 0,005)
Kesimpulan: MSCs hipoksia dosis tinggi dengan teknik omental patch dapat mencegah
derajat adhesi peritoneal pada cedera serosa usus yang dibuktikan dengan gambaran
makroskopis dan mikroskopis yang disertai dengan penurunan IFN-γ, peningkatan IL-10,
penurunan PDGF, dan peningkatan VEGF
Collections
- Doctoral Dissertations [179]