Show simple item record

dc.contributor.advisorBadaruddin
dc.contributor.advisorFikarwin
dc.contributor.advisorWarjio
dc.contributor.authorSitumorang, Tonny Pangihutan
dc.date.accessioned2020-01-31T09:35:46Z
dc.date.available2020-01-31T09:35:46Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/23365
dc.description.abstractAksesibilitas dan politik memiliki hubungan yang sangat dekat karena berkaitan dengan kebijakan publik yang artinya semakin banyak orang memiliki akses terbuka, semakin baik iklim demokrasi di negara tersebut.Secara implisit aksesibilitas politik mencakup para pemangku kebijakan dalam memberi pelayanan, dan menciptakan kesetaraan antar kelompok-kelompok masyarakat yang ada. Terdapat banyak permasalahan terkait aksesibilitas politik yang tidak bisa di akses oleh perempuan, petani, nelayan, buruh khususnya masyarakat adat yang membuat mereka dimarjinalkan. Masyarakat adat di Indonesia masih terus menjadi bagian dari permasalahan paling rentan sebagai dampak negatif dari pembangunan yang salah satunya adalah masyarakat adat Parmalim yang ada di, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini merupakan kelanjutan dari sejarah panjang diskriminasi pada masyarakat Parmalimyang sudah berlangsung sebelum masa kolonial sampai sekarang. Hak-hak masyarakat adat yang memiliki permasalahan yang berbeda-beda diabaikan oleh negara. Masyarakat Parmalimselama ini memperoleh aksesibilitas yang rendah karena tidak tersedianya prasarana yang baik dan tidak didukung dengan ketersediaan sarana atau fasilitas untuk melakukan pergerakan dalam mendorong terciptanya keadilan dan kesejahteraan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma strukturalfungsionalis dalam menjelaskan rendahnya aksesibilitas politik masyarakat Parmalim dan dampak negatif yang ditimbukan. Teori pembangunan politik, teori demokrasi, konsep masyarakat adat dan konsep aksesibilitas politik. Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang rendahnya aksesibilitas politik masyarakat Parmalim terkait modal sosial, modal ekonomi, modal simbolik dan modal budaya, dampaknya rendahnya aksibilitas politik ini melahirkan diskriminasi, kemiskinan dan intolerasi terhadap masyarakat Parmalim. Pada akhir penelitian, penulis menawarkan formula dalam rangka meningkatkan aksesibilitas berupa model sistem pemilu melalui blockseat parlemen dengan merevisi regulasi partai politik dan pemilihan umum.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectMasyarakat adaten_US
dc.subjectAksesibilitas politiken_US
dc.subjectMasyarakat parmalimen_US
dc.subjectSistem pemiluen_US
dc.titleAksesibilitas Politik Masyarakat Parmalim di Kabupaten Toba Samosiren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM128122001
dc.description.pages226 Halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record