Show simple item record

dc.contributor.advisorHasibuan, Adriana
dc.contributor.authorSimbolon, Evi Hernawati
dc.date.accessioned2020-02-07T02:37:06Z
dc.date.available2020-02-07T02:37:06Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/23663
dc.description.abstractMasa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, baik secara fisik maupun secara perasaan, seperti kematangan mental, emosional, dan sosial. Saat ini mulai muncul kenakalan-kenakalan remaja yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Hal yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah menyakiti atau dalam bahasa Jepang disebut Ijime. Ijime adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara perasaan, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Biasanya terjadi secara berkelanjutan selama jangka waktu yang cukup lama, sehingga korban secara terus-menerus berada dalam keadaan cemas dan terintimidasi. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu mendeskripsikan berbagai unsur yang terdapat dalam anime dan menganalisis melalui media teks dan bahasa. Telaah kepustakaan juga digunakan dalam penelitian ini, yaitu melalui buku – buku yang berhubungan dengan ijime. Anime yang diambil sebagai data ini adalah “Koe no Katachi” karya Reiko Yoshida. Anime Koe no Katachi menceritakan tentang Shoya Ishida, seorang remaja di Sekolah Dasar sering melakukan ijime kepada murid pindahan bernama Shoko Nishimiya yang seorang tuna rungu. Ishida selalu menjahili, mengejek, dan merusak alat bantu dengar yang digunakan Nishimiya, bahkan Ishida juga melukai fisiknya. Suatu hari, Nishimiya pindah sekolah karena ibunya telah mengetahui bahwa anaknya menjadi korban ijime di sekolah. Dan membuat perilaku Shoya yang suka melakukan ijime ketahuan oleh guru – guru di sekolah. Karena tindakannya itu, Ishida dan ibunya memiminta maaf dan mengganti 8 alat bantu dengar Nishimiya yang telah dihilangkan dan di rusakkan olehnya, Ia juga mulai di jauhi teman - teman sekelasnya dan teman – temannya melakukan hal yang sama kepadanya, yaitu ijime. Setelah kejadian ini, waktunya dipercepat ke masa SMA dan selama itu Ishida mulai menutup dirinya dan selalu merasa bersalah, ia juga tidak berteman kepada siapapun, dan juga tidak bersosialisasi. Tetapi suatu hari, Shoya kembali bertemu dengan Nishimiya. Pertemuan itu dimanfaatkan Ishida untuk meminta maaf kepada Nishimiya dan ia ingin menebus kesalahannya di masa lalu. Ia juga ingin menjalin pertemanan dengan Nishimiya dan perlahan-lahan mulai berubah untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ijime menjadi salah satu masalah serius bagi remaja karena dampaknya yang sangat berbahaya untuk kondisi psikologis mereka. Di dalam anime Koe no Katachi, ada beberapa bentuk - bentuk tidakan ijime yang dilakukan antara lain mengejek, mengucilkan, menghina, dan juga kekerasan fisik dilakukan. Selain bentuk – bentuk tersebut, dalam anime Koe no Katachi juga muncul dampak - dampak ijime yang terjadi secara psikologis seperti kurangnya rasa percaya diri, menyendiri, depresi, bahkan usaha melakukan aksi bunuh diri sudah di lakukan. Untuk menghindari tindakan ijime baik korban maupun sebagai pelaku ijime, hal yang sebaiknya kita lakukan adalah mendalami ilmu agama, mendekatkan diri kepada orang tua, dan juga harus memiliki sikap untuk berteman dengan bijak baik di lingkugan masyarakat maupun di lingkungan sekolah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectIjimeen_US
dc.subjectPsikologis Remajaen_US
dc.subjectAnime Koe No Katachien_US
dc.titleIjime Terhadap Psikologis Remaja di Jepang dalam Anime "Koe No Katachi" Karya Reiko Yoshidaen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM140708039
dc.description.pages74 Halamanen_US
dc.description.typeSkripsi Sarjanaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record