dc.description.abstract | Geisha merupakan ahli seni yang menghibur para tamu dengan memainkan shamisen, tarian, upacara minum teh (sadō), puisi, percakapan atau obrolan serta bermain. Geisha muncul pada awal pemerintahan Tokugawa. Geisha terus melayani pelanggan sampai tahun - tahun terakhir perang. Tepatnya di tahun 1944 di mana semua kedai teh, dan rumah geisha ditutup. Kemudian profesi geisha sempat dilarang dikarenakan para geisha diwajibkan untuk kerja menjadi buruh pabrik. Selama masa perang, sebagian besar geisha di seluruh Jepang memiliki debut seksual (Mizuage) ketika mereka “lulus” dari magang ke geisha penuh. Pada akhir tahun 1970-an jumlah geisha mengalami penurunan. Salah satu alasan penurunan jumlah ini adalah karena munculnya bar-bar bergaya barat. Banyak orang Jepang modern tidak mengenal lagi tata cara pertunjukan geisha dan merasa bahwa gadis-gadis bar lebih menyenangkan, praktis, dan tarifnya murah.
Film Memoirs Of A Geisha ini bersetting di tahun 1929, bercerita tentang Chiyo, gadis kecil anak nelayan miskin di Yoroido, desa nelayan di pinggiran Laut Jepang yang bersama dengan kakaknya, Satsu dijual oleh ayahnya karena mereka sangat miskin. Chiyo dan Satsu dijual ke rumah geisha yang ada di Kyoto. Pada masa ini, seorang geisha masih begitu tradisional baik dari segi aturan-aturan dan tata cara mereka menjadi geisha, dan seorang geisha masih banyak diminati karena status sosialnya yang masih tinggi.
Setelah beranjak dewasa, Chiyo dilatih untuk menjadi geisha. Chiyo menjalani masa pelatihan sebagai geisha hanya dalam waktu 6 bulan, normalnya untuk menjadi geisha membutuhkan waktu bertahun-tahun. Sayuri belajar cara memegang cangkir teh, memainkan shamisen dan menari dengan kipas, Chiyo debut menjadi geisha dan namanya diganti menjadi Sayuri. Tak lama Sayuri menjadi geisha, Jepang dilanda perang dunia kedua. Kemudian rumah-rumah geisha ditutup, termasuk kediaman milik Sayuri. Sayuri dikirim ke pabrik pembuatan kimono di gunung. Setelah beberapa tahun menjadi buruh pabrik, datang seorang pria dari Osaka untuk menawarkan Sayuri agar menjadi geisha lagi. Sayuri akhirnya menuruti kemauan pria tersebut. Perang kembali reda, rumah-rumah geisha dibuka kembali dan Sayuri juga membuka kembali Okiya nya. Dengan film ini, pengarang ingin merubah pandangan orang-orang bahwa geisha berbeda dengan prostitusi. | en_US |