dc.description.abstract | Sastra merupakan suatu ungkapan pemikiran, pengalaman serta perasaan manusia yang dituangkan dalam sebuah karya. Karya sastra itu memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah novel. Novel diciptakan oleh pengarang dengan cerita yang sangat menarik dan juga di dalam novel terdapat gambaran-gambaran tentang kondisi kehidupan masyarakat. Hal itu yang dapat menarik perhatian dari pembaca sebagai penikmat karya sastra. Di dalam novel terdapat unsur-unsur pembangun novel yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan unsur instrinsik yaitu yang terdiri dari tema, alur, latar tempat, latar waktu, latar sosial serta tokoh dan penokohan.
Novel yang diambil sebagai data untuk penelitian ini adalah novel yang berjudul “I Want To Hear Your Voice” karya Etsuko Kishikawa.
Novel ini menceritakan tentang kisah nyata yang terjadi pada zaman Heisei. Kisah nyata dari seorang perawat yang bernama Kanako. Terlahir dari kedua orangtua yang memiliki kekurangan dalam pendengaran atau penyandang tuna rungu, tetapi Kanako dilahirkan dengan keadaan yang baik. Kehidupan Kanako ini diangkat kedalam cerita novel oleh pengarang setelah mendengar cerita masa lalu Kanako yang membuat pengarang tertarik. Mereka bertemu disuatu rumah sakit tempat Kanako bekerja, sekitar tiga bulan sebelum pengarang memutuskan untuk menciptakan karya sastra dalam bentuk novel ini. Diceritakan dalam novel ini setelah kanako bekerja sebagai perawat di kota lain yang jauh dari orangtuanya. Saat melakukan tugasnya sebagai perawat dia bertemu dengan seorang pasien yang bernama Kengo yang memiliki kedua orangtua penyandang tuna rungu sama halnya seperti kedua orangtuanya. Melihat keadaan anak itu, Kanako teringat akan masa kecilnya yang terlahir dari orang tua penyandang tuna rungu. Kanako teringat akan masa-masa dimana banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang dia terima pada masa itu, yang dikenang baik olehnya. Kanako juga dikelilingi oleh keluarganya yang sangat menyayanginya dengan membeikan kasih sayang yang cukup untuk Kanako. Begitu juga dengan masyarakat yang ada disekitar Kanako, beberapa dari mereka sangat menyayangi kanako dan selalu menjaga kanako sewaktu dia masih sangat kecil. Akan tetapi beberapa masyarakat lainnya memberikan kesan yang tidak baik terhadap Kanako karena dia memiliki orang tua penyandang tuna rungu. Hal itu membuat perasaan Kanako menjadi sedih. Hingga akhirnya setelah kanako beranjak dewasa, dia memutuskan untuk menjadi seorang perawat yang mampu menggunakan bahasa isyarat. Dengan segala pengalaman hidup yang dia terima di masa lalunya kanako sangat bertekad untuk mewujudkan cita-citanya itu dengan tujuan untuk membahagiakan orang tua yang telah merawat dan menjaganya serta juga untuk orang-orang yang seperti dia yang terlahir dari orangtua penyandang tuna rungu atau penyandang tuna rungu itu sendiri supaya tidak akan mengalami kondisi kehidupan atau pengalaman kehidupan yang sama seperti yang Kanako alami sebelumnya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode ini dilakukan dengan mendeskripsikan berbagai unsur yang terdapat dalam novel dan menganalisis melalui media teks dan bahasa. Telaah kepustakaan juga digunakan dalam penelitian ini, yaitu melalui buku-buku, catatan-catatan yang berhubungan dengan sastra, novel dan sebagainya.
Dalam meneliti masalah dalam penelitian ini penulis menggunakan teori pendekatan sosiologis yang dikatakan oleh Ratna dan juga pendekatan semiotik untuk menganalisis nilai sosial yang terdapat dalam novel. Adapun masalah dalam penelitian ini mencakup dua permasalahan yaitu tentang respon masyarakat di Jepang terhadap anak yang terlahir dari orangtua penyandang disabilitas serta terhadap penyandang disabilitas itu sendiri dan gambaran pengarang terhadap respon anak melalui tokoh utama yang terlahir dari orangtua penyandang disabilitas. Dari kedua masalah ini dapat disimpulkan respon masyarakat di Jepang terhadap anak yang memilki orangtua penyandang disabilitas serta terhadap orang penyandang disabilitas disekitar lingkungan masyarakat sangat tidak baik, seperti digambarkan pada novel ini tokoh utama yang bernama kanako mengalami diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya yang membuat dirinya berada di posisi yang serba salah dan merasa dikucilkan. Penghinaan juga dirasakan oleh kedua orangtuanya yang menyandang disabilitas itu. Kemudian respon anak yang digambarkan pengarang dalam novel ini melalui tokoh utama adalah menunjukan respon yang merasa dikucilkan dan selalu bersedih dengan setiap anggapan buruk terhadap dirinya dan keluarganya dari masyarakat sekitarnya. Tetapi lama kelamaan setelah Kanako bertambah besar dia sama sekali tidak menanggapi perlakuan dan perkataan buruk dari masyarakat sekitarnya. Dia lebih bertekad untuk membahagiakan orangtuanya dan menjadikan orangtuanya layak untuk diterima dalam masyarakat dengan menjadi seorang perawat yang mamapu berbahasa isyarat. Melalui cara itu orang-orang normal dengan orang-orang penyandang disablitas seperti kedua orangtuanya dapat berkomunikasi dengan baik dengan bahasa isyarat. Sehingga masyarakat dapat menerima baik orang yang menyandang disabilitas itu serta anak yang terlahir dari orangtua penyandang disabilitas dengan perlakuan dan perkataan yang baik. | en_US |