dc.contributor.advisor | Nasution, Zaid Perdana | |
dc.contributor.author | Meliala, Yose Enrico S | |
dc.date.accessioned | 2020-02-10T01:45:10Z | |
dc.date.available | 2020-02-10T01:45:10Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/23728 | |
dc.description.abstract | Clean water is one of the basic necessities of daily life that is needed for human needs as drinking
water and household needs must meet health standards, which are free from germs and non-toxic.
Coagulation-flocculation water purification generally uses aluminum salt coagulant, but due to
environmental reasons many people doubt the coagulant and utilize biokoagulan which has a bright
future and attracts researchers because of its abundant amount, low price, environmentally friendly,
and nature biodegradable, one of which is chitosan from shrimp shell waste which will be used in this
research. In Medan Sunggal sub-district there is the Belawan river which has a population of 113,446
people which is also the main source of water for Sunggal PDAM and the surrounding population
uses Belawan river water for daily needs so it needs to be clarified. The purpose of this study was to
determine the optimum dose of chitosan biokoagulan shrimp shells to reduce turbidity and Total
Suspended Solid (TSS), the effect of deposition time on turbidity and TSS removal and its
comparison with poly aluminum chloride coagulant (PAC) in its economic aspects. The method used
in this study is Jartest with the use of chitosan from shrimp shell waste (Penaeus monodon) as
biokoagulan for river water purification. In addition, this study uses variations in turbidity between
100-1000 NTU and uses variation of deposition time between 0-25 minutes. From this study it can be
concluded that the optimum dose for reducing turbidity is 25 mg / L with a percentage reduction of
78.42% in the turbidity of 1000 NTU. The optimum dose for reducing TSS is 25 mg / L with a
reduction percentage of 86.49% at a turbidity of 1000 NTU. The best deposition time for turbidity
reduction is 25 minutes with a percentage of turbidity reduction efficiency of 78.29%. The best
deposition time to decrease TSS levels is 25 minutes with the percentage efficiency decreasing TSS
levels of 85.07%. In the economic aspect, the PAC coagulant is cheaper in its application cost
compared to the chitosan coagulant of shrimp skin. | en_US |
dc.description.abstract | Air bersih adalah salah satu kebutuhan pokok hidup sehari-hari yang dibutuhkan untuk keperluan
manusia sebagai air minum dan keperluan rumah tangga harus memenuhi standar kesehatan, yaitu
bebas dari kuman penyakit dan tidak beracun. Penjernihan air secara koagulasi-flokulasi umumnya
menggunakan koagulan garam aluminium, namun karena alasan terkait lingkungan maka banyak
pihak yang meragukan koagulan tersebut dan memanfaatkan biokoagulan yang memiliki masa depan
cerah dan menarik minat peneliti karena jumlahnya yang melimpah, harganya yang rendah, ramah
lingkungan, dan sifatnya yang biodegradable, salah satunya adalah kitosan dari limbah kulit udang
yang akan digunakan pada penelitian ini. Di kecamatan Medan Sunggal terdapat sungai Belawan yang
memiliki jumlah penduduk 113.446 jiwa yang dimana juga menjadi sumber air utama PDAM Sunggal
dan penduduk sekitar menggunakan air sungai Belawan untuk keperluan sehari-hari sehingga perlu
dilakukan penjernihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dosis optimum biokoagulan kitosan
kulit udang untuk menurunkan kekeruhan dan Total Suspended Solid (TSS), pengaruh waktu
pengendapan terhadap penyisishan kekeruhan dan TSS serta perbandingannya dengan koagulan poly
aluminium chloride (PAC) dalam aspek ekonomisnya. Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah Jartest dengan penggunaan kitosan dari limbah kulit udang (penaeus monodon) sebagai
biokoagulan untuk penjernih air sungai. Selain itu penelitian ini menggunakan variasi kekeruhan
antara100 – 1000 NTU serta menggunakan variasi waktu pengendapan antara 0 – 25 menit. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dosis optimum untuk menurunkan kekeruhan adalah 25 mg/L
dengan persentase penurunan sebesar 78,42% pada kekeruhan 1000 NTU. Dosis optimum untuk
menurunkan TSS adalah 25 mg/L dengan persentase penurunan sebesar 86,49% pada kekeruhan
1000 NTU. Waktu pengendapan terbaik untuk penurunan kekeruhan adalah 25 menit dengan
persentase efisiensi penurunan kekeruhan 78,29%. Waktu pengendapan terbaik untuk penurunan
kadar TSS adalah 25 menit dengan persentase efisiensi penurunan kadar TSS 85,07%. Dalam aspek
ekonomis koagulan PAC lebih murah dalam biaya pengaplikasiannya dibandingkan koagulan kitosan
kulit udang. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Koagulasi | en_US |
dc.subject | Flokulasi | en_US |
dc.subject | Kitosan | en_US |
dc.subject | Total Suspended Solid (TSS) | en_US |
dc.subject | Biokoagulan | en_US |
dc.title | Studi Penggunaan Kitosan dari Limbah Kulit Udang (Penaeus Monodon) Sebagai Biokoagulan untuk Penjernih Air Sungai (Studi Kasus : Sungai Belawan Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan) | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM150407035 | |
dc.description.pages | 158 Halaman | en_US |
dc.description.type | Skripsi Sarjana | en_US |